Ahad 12 Mar 2017 13:37 WIB

RSUD Biak Sedikan Layanan Cuci Darah

Pasien Cuci Darah
Foto: Musiron/Republika
Pasien Cuci Darah

REPUBLIKA.CO.ID, BIAK -- Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kabupaten Biak Numfor, Papua sebagai rumah sakit rujukan regional kini menyediakan pelayanan kesehatan pasien pasien cuci darah. Selama ini, warga Biak dan sekitarnya harus ke Jayapura atau keluar daerah jika menjalani cuci darah.

Direktur RSUD dr Edy Rumbarar dihubungi di Biak, Ahad (12/3) mengatakan kapasitas pelayanan kesehatan pasien cuci darah sebagai upaya menjawab kebutuhan masyarakat. Karena status RSUD sebagai rumah sakit rujukan di kawasan Teluk Saereri meliputi Biak, Supiori, Yapen Kepulauan, Mamberamo Raya serta Kabupaten Waropen..

Edy menerangkan pelayanan cuci darah di RSUD Biak saat ini telah ditangani dokter dan tenaga perawat bersertifikat. Penyediaan mesin cuci darah, menurut Edy, dikarenakan banyaknya pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan cuci darah hingga harus keluar Papua dan ke Jayapura.

Khusus pelayanan pasien cuci darah RSUD Biak, Edy menjelaskan pihak RSUD memberi perhatian khusus dengan mencari warga yang berkepentingan serta menyiapkan layanan antarjemput ambulans bagi yang membutuhkan.

"Dengan adanya layanan cuci darah diharapkan pasien yang berdatangan dari daerah sekitar Biak dapat ditangani dengan baik," kata Edy.

Manajemen RSUD setiap waktu, menurut Edy, telah meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan masyarakat dengan menambah khusus penyakit mata yang didatangkan dari Jayapura.

"Untuk melayani kesehatan masyarakat Kabupaten Biak Numfor terus meningkatkan pelayanan pada masyarakat dengan fasilitas kamar rawat inap, ruang ICU, IGD, kamar operasi, dan laboratorium serta layanan kamar jenazah," kata Edy Rumbarar. 

Berdasarkan data, RSUD Biak memiliki belasan dokter umum, 23 dokter spesialis di antaranya dokter bedah, penyakit dalam, kebidanan, dan anak, patologi klinis, dokter syaraf, penyakit dalam, spesialis mata, bedah tulang dan THT, serta dokter forensik. 

Pasien RSUD Biak 90 persen yang dibiayai BPJS, kartu Papua Sehat serta 10 persen pemegang jaminan kesehatan nasional pemegang kartu Indonesia Sehat serta pasien umum.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement