REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden keenam Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengusulkan pembentukan klub presiden. Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden Republik Indoensia Jusuf Kalla mengatakan, sebetulnya pembentukan klub presiden kontribusinya dibutuhkan ketika ada masalah-masalah penting yang terjadi di negara ini.
"Kalau ada masalah penting di Republik ini dibutuhkan wise man yang punya pengalaman, dianggap punya praktek sebagai negarawan,"ujar Jusuf Kalla usai peresmian Gedung E Rumah Sakit PMI Bogor, Sabtu (11/3).
Jusuf Kalla menjelaskan, hal yang sama telah dilakukan oleh Amerika. Negara Paman Sam tersebut memiliki klub presiden yang diisi oleh para mantan presiden dan wakil presiden yang berkontribusi untuk memberikan saran ketika ada masalah besar dan rumit.
Jusuf Kalla menambahkan, klub presiden tersebut berfungsi untuk memberikan saran atau advice kepada negara ketika mengalami masalah yang rumit sebagai bentuk solidaritas mantan kepala negara. Menurutnya, klub presiden ini sudah menjadi pengalaman di beberapa negara.
Jusuf Kalla mengatakan, apabila Indonesia membentuk klub presiden maka akan diisi oleh 8 orang terdiri dari 4 mantan presiden dan 4 mantan wakil presiden. Dengan jumlah yang tidak cukup banyak, maka Jusuf Kalla bersedia untuk menjadi skretaris di klub presiden tersebut.
"Hanya butuh satu sekretaris saja cukup untuk undang rapat," kata Jusuf Kalla.