REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat menilai pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Kamis (9/3), telah membangun tradisi yang baik dalam sistem perpolitikan di Indonesia. Meski begitu, makna pertemuan itu dinilai jauh di atas soal politik tersebut.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Roy Suryo mengatakan, inti pertemuan itu bukan soal Demokrat akan masuk dalam pemerintahan Jokowi. Sebab, pertemuan itu bukan hanya soal politik, apalagi terkait Pilkada DKI Jakarta.
Menurut dia, pertemuan itu lebih kepada proses estafet bangsa ke depan dan mengedepankan klarifikasi atas berbagai hal selama ini. "Jadi juga bukan membicarakan apakah Demokrat akan masuk ke pemerintahan atau tidak. Demokrat tetap menjadi partai penyeimbang dan berada di tengah," ujarnya.
Roy menilai, Presiden Jokowi dan SBY adalah orang baik di Indonesia sehingga ketika keduanya bertemu, maka hasilnya baik bagi bangsa.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (9/3). SBY memastikan tidak ada lagi miskomunikasi dengan Presiden Joko Widodo karena dirinya sudah menjelaskan berbagai hal yang selama ini menjadi sumber miskomunikasi antara dirinya dengan Jokowi.
"Insya Allah, Insya Allah, saya senang sekali saya bisa menjelaskan, beliau mendengar dengan seksama. Saya juga mendengar dari beliau," kata SBY dalam jumpa pers bersama Presiden Jokowi, di Teras Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (9/3).
SBY mengatakan pertemuannya dengan Presiden Jokowi merupakan awal yang baik dan berharap tidak ada lagi miskomunikasi yang terjadi antara dirinya dengan Presiden Jokowi.