Rabu 08 Mar 2017 15:53 WIB

BPBD Minta Warga Waspadai Hujan Hingga April

Hujan lebat (ilustrasi)
Foto: AP/Rodrigo Abd
Hujan lebat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Kota Madiun, Jawa Timur mengimbau warga untuk mewaspadai curah hujan yang diprediksi masih akan tinggi hingga April. Hujan perlu diantisipasi karena bisa menyebabkan banjir. 

"Sesuai prakiraan Badan Meteorologi, Metrologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hujan deras masih berpotensi terjadi sampai April," ujar Kepala BPBD Kota Madiun Itok Rianto Legowo kepada wartawan di Madiun, Rabu (8/3).

Untuk itu, warga yang tinggal di sejumlah kelurahan yang rawan banjir diminta bersiaga jika sewaktu-waktu hujan deras mengguyur Kota Madiun dengan durasi yang cukup lama.  Kelurahan Rejomulyo, Kelun, Tawangrejo, dan Pilangbango merupakan zona merah banjir, sebab merupakan daerah cekungan yang menjadi tempat tergenangnya air dari anak sungai Bengawan Madiun sebelum mengalir ke Sungai Bengawan Madiun. 

"Sedangkan untuk wilayah perkotaan, banjir lebih disebabkan antrean air yang masuk ke saluran air. Sekarang statusnya masih siaga banjir," kata dia.

Guna menghadapi banjir, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Apalagi jika mengingat penyebab genangan air di Kota Madiun pada awal Maret lalu dipicu karena tidak difungsikannya mesin pompa air milik BBWSBS yang ada di Kota Madiun. 

"Kecilnya diameter gorong-gorong air di beberapa titik juga mempengaruhi penyerapan air sehingga terjadi genangan selama beberapa jam. Jadi, gorong-gorong di sekitar jalan protokol juga perlu ditambah lebaranya," kata Itok.

Menurut dia, Pemkot Madiun memiliki delapan pompa air. Delapan pompa air tersebut di antaranya berada di Jalan Kaswari, Pancasila, Patihan, Sogaten, dan Pandan. Namun, kondisi satu pompa air di Jalan Pancasila mudah rusak karena bekas peninggalan zaman Belanda. 

Hal lain yang tak kalah penting untuk diperhatikan oleh warga Kota Madiun adalah tidak membuang sampah sembarangan, terlebih di aliran air atau drainase. Sebab, banyak kasus genangan air terjadi akibat sistem saluran air tersumbat oleh sampah.

Data BPBD Kota Madiun mencatat, sebanyak 64 kepala keluarga (KK) terdampak banjir akibat genangan air selama beberapa jam pada awal Maret lalu. Dimana, sebanyak 37 KK di antaranya terdapat di Kecamatan Kartoharjo, 24 KK di Kecamatan Manguharjo, dan tiga KK di Kecamatan Taman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement