Rabu 08 Mar 2017 11:05 WIB

Kapolri: Bhinneka Tunggal Ika Jangan Hanya Jargon

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Angga Indrawan
Kapolri Jenderal Tito Karnavian
Foto: ANTARA FOTO/AGR/Izaak
Kapolri Jenderal Tito Karnavian

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Tito Karnavian memberikan kuliah umum di Institut Teknologi Bandung (ITB), Rabu (8/3). Kapolri menyampaikan kuliah umum bertemakan Tantangan Kebinekaan dalam Era Demokrasi dan Globalisasi.

Kapolri mengatakan, Indonesia merupakan negara yang unik. Terdiri dari berbagai ras, suku, dan agama tapi tetap menjadi satu bangsa yang bersatu. Tito menilai, pemahaman kebhinekaan sangat penting untuk terus dikelola oleh seluruh masyarakat Indonesia. Bukan hanya sebatas nilai yang menjadi jargon atau ungkapan pemersatu bangsa.

"Bhinneka Tunggal Ika atau persatuan dalam keberagamaan. Jargon ini sering kita dengar tapi kadang kita menganggap bahwa jargon ini suatu yang memang begitu adanya," kata Tito di hadapan mahasiswa di Aula Barat ITB, Rabu (8/3).

Tito mengatakan, Indonesia harus terus bersatu di tengah keberagaman. Karena keberagaman dianggapnya sebagai kekayaan dan potensi besar yang dimiliki Tanah Air. Meski demikian, ujarnya, banyak pula potensi dan tantangan yang dapat menimbulkan kerawan bagi kebinekaan yang ada di Indonesia. Baik berasal dari internal yakni dari dalam bangsa sendiri maupun eksternal atau negara lain.

Kapolri pun mengajak seluruh masyarakat termasuk generasi muda untuk terus mengelola dan mempertahankan Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia. Sehingga, potensi perpecahan bisa direduksi.

"Karena keberagaman ini di satu sisi  kekayaan kalau menganggap bahwa perbedaan suku agama ras adalah menjadi bagian dari kita. Tapi kalau tidak berusa mengelolanya menganggap begitu saja maka di tengah gejolak dinamika yang terjadi yang terus berubah maka ini akan justru menjadi potensi kerawanan perpecahan," ujar Tito.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement