REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Secara statistik periode berulang El Nino dan La Nina pada 1980-2016 cenderung muncul lebih cepat dibandingkan periode 1950-1980 di mana saat itu tercatat berulang setiap lima tahun sekali menjadi 2-3 tahun sekali.
"Memang secara penelitian belum dapat dipastikan apakah ini betul akibat dampak perubahan iklim atau kenaikan suhu global, tapi indikasi ke arah sana ada kemungkinan akibat perubahan iklim," kata Deputi Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mulyono Prabowo di Jakarta, Selasa (7/3).
Dia mengatakan perubahan iklim juga dapat mempengaruhi sebab meski Lanina maupun El Nino adalah fenomena skala global tapi juga secara lokal dapat mempengaruhi kondisi iklim setempat. Apalagi wilayah Indonesia sebagian besar atau hampir 70 persen adalah perairan yang secara respon perubahan iklim globalnya akan terjadi keterlambatan antara daratan dan lautan sehingga juga memberikan dampak. "Di sisi lain ada kecurigaan bahwa dengan adanya perubahan kenaikan suhu udara juga akan memicu aktivitas atmosfer makin aktif pada umumnya dengan latar belakang suhu udara yang makin tinggi aktivitas cuaca akan lebih sering untuk muncul dibandingkan pada kondisi suhu udara yang relatif lebih rendah," kata dia.
Kondisi cuaca dan iklim di Indonesia juga sangat dipengaruhi beberapa faktor antara lain suhu muka laut, Dipole Mode, dan pergerakan matahari. Seperti pada 2015 terjadi El Nino yang cukup kuat sehingga memperparah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah.
El Nino adalah gejala gangguan iklim yang diakibatkan oleh naiknya suhu permukaan laut Samudera Pasifik terutama bagian timur dan tengah sehingga mengakibatkan perubahan pola angin dan curah hujan yang ada di atasnya.
Sementara La Nina adalah fenomena turunnya suhu muka laut di Samudera Pasifik yang lebih rendah dari wilayah sekitarnya.
El Nino menyebabkan musim kemarau yang cukup panjang dibandingkan kondisi normal. Sedangkan La Nina menyebabkan iklim di Indonesia menjadi lebih basah dibandingkan biasanya. Menurut Prabowo, berdasarkan hasil monitoring menunjukkan kondisi El Nino lemah bahkan cenderung netral pada 2017.