Selasa 07 Mar 2017 08:31 WIB

HMI Ajak Mahasiswa Madura Tangkal Berita Bohong

 Masyarakat dan pengiat media sosial saat mengelar kegiatan sosialisasi sekaligus deklarasi masyarakat anti hoax
Foto: Republika/Prayogi
Masyarakat dan pengiat media sosial saat mengelar kegiatan sosialisasi sekaligus deklarasi masyarakat anti hoax

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Badan Koordinasi Nasional Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Bakornas Lapmi) Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) mengajak mahasiswa Madura, Jawa Timur, menangkal berita-berita bohong yang kini berkembang luas di berbagai media sosial. "Ini terjadi, karena sebagian masyarakat kita lebih memposisikan media sosial sebagai alat fertuasi publik," kata Direktur Bakornas Lapmi PB HMI Muhammad Shofa As-Syaidzi, saat menjadi pembicara dalam acara sarasehan yang digelar Lapmi HMI Cabang Pamekasan Senin (6/3) malam.

Shofa menjelaskan, sebagian masyarakat, kini mempercayai media sosial sebagai media berita. Parahnya, itu dijadikan sebagai rujukan informasi. Padahal jenis media ini, kata Shofa, tidak dilengkapi dengan piranti dasar pokok dari hasil karya jurnalistik yang benar dan lengkap.

Keterbukaan informasi yang didukung oleh teknologi yang memadai, telah menyebabkan akses informasi mudah menyebar luas kepada masyarakat. Era globalisasi juga telah mampu memposisikan semua orang menjadi "produsen informasi" melalui alat yang dikenal dengan sebutan media sosial itu.

Dari sisi kecepatan, kata pemuda asal Bali ini, media sosial memang jauh lebih cepat. Karena bisa diposting dimana saja dan kapan saja, tanpa harus melalui proses editing. "Tapi dari sisi akurasi, segala sesuatu yang berproses secara instan itu, masih harus ditinjau ulang," katanya.

Tidak jarang, informasi yang disampaikan sering tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya, baik informasi berupa tulisan, maupun informasi dalam bentuk foto. Apalagi, dengan kecanggihan teknologi, foto juga bisa direkayasa, dan hal itu sulit untuk diketahui oleh masyarakat kebanyakan.

Oleh karenanya, Direktur Bakornas Lapmi PB HMI Muhammad Shofa As-Syaidzi mengajak, agar mahasiswa, khususnya di Madura, hendaknya menjadi promotor dalam menangkal berita-berita bohong tersebut. Caranya, sambung Shofa, harus mengetahui jenis informasi yang bersumber dari media resmi, dan informasi yang bersumber dari media tidak resmi, baik berupa media sosial ataupun blog pribadi warga.

Sarasehan bertema "Bersama Pers Cerdas Menangkal Hoax" itu diikuti perwakilan mahasiswa se-Madura, serta perwakilan pengurus komisariat HMI dan cabang se-Madura. Hadir pula dalam acara itu, Direktur Lapmi Pamekasan Taufik, Ketua Badan Pengelola Latihan (BPL) HMI Cabang Pamekasan Abd Malik, dan Direktur Lapmi HMI Cabang Sumenep, Makhtum.

Sarasehan di Pamekasan ini, merupakan kegiatan safari Bakornas Lapmi PB HMI dalam upaya memberikan penyadaran kepada kader-kader HMI, akan pentingnya memerangi informasi yang menyesatkan dan berpotensi mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam pandangan Bakornas Lapmi PB HMI, berita bohong yang tersebar di masyarakat, tidak hanya mengandung unsur fitnah dan melanggar ketentuan perundang-undangan, akan tetapi juga melanggar ketentuan hukum agama. 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement