REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Balita berusia dua tahun yang hanyut di sungai yang sekaligus difungsikan sebagai saluran irigasi ditemukan sudah tak bernyawa pada Ahad (5/3). Balita malang bernama Siti Aisyah Anggraeni itu hilang sejak Jumat (3/3) di Kali Ilang tak jauh dari rumah neneknya di Desa Putukrejo Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang.
Kapolsek Gondanglegi Kompol Untung Gelar mengatakan mayat Aisyah ditemukan sekitar 10 kilometer dari rumah sang nenek. "Mayatnya ditemukan tersangkut di sungai oleh warga yang sedang mencari jamur," kata Untung kepada Republika, Ahad (5/3) di Malang. Aliran irigasi tempat Aisyah ditemukan masih berada di wilayah Desa Putukrejo.
Temuan tersebut kemudian dilaporkan kepada aparat desa, kepolisian, dan tim SAR. Tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Kulit korban dalam kondisi melepuh karena sudah hanyut di aliran sungai selama tiga hari. "Keluarga menolak dilakukan otopsi dan hari ini jenazah langsung dikebumikan," jelas Untung.
Diberitakan sebelumnya, balita Aisyah diduga tercebur dan hanyut di sungai Desa Putukrejo Kecamatan Gondanglegi, Jumat (3/3). Balita bernama tersebut diduga tenggelam sekitar pukul 10.00.
Kasubag Humas Polres Malang AKP Dyan Vicky Sandi menerangkan korban Aisyah pergi bersama pamannya yang bernama Munir. Oleh Munir, Aisyah diserahkan kepada sang nenek bernama Piatin. "Saat bersama Paitin korban bermain di halaman rumah yang letaknya berdekatan dengan aliran sungai," jelas Vicky pada Jumat (3/3) di Malang.
Tak lama berselang, Paitin meninggalkan cucunya untuk masuk ke rumah mengambil pisau mainan dan baju Aisyah. Saat ditinggal ke dalam rumah selama sekitar 10 menit, Aisyah bermain sendirian di halaman.
Namun alangkah kagetnya Piatin saat kembali ke halaman karena cucunya telah menghilang. "Korban diduga merangkak ke sungai kemudian tercebur dan hanyut," jelas Vicky.