Ahad 05 Mar 2017 16:32 WIB

Jangan Anggap Sepele Kekerasan Terhadap Anak

Khofifah Indar Parawansa.c
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Khofifah Indar Parawansa.c

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan kasus kekerasan terhadap anak tidak bisa dianggap sepele. Sebab, dampak yang ditimbulkan tetap melekat pada korban.

"Kekerasan, entah itu terkait fisik maupun psikis, memiliki dampak yang sama fatalnya bagi kesehatan jasmani dan mental anak," kata Khofifah saat deklarasi "Stop Kekerasan Terhadap Anak" di Jombang, Jawa Timur, Ahad (5/3).

Menurut Khofifah dampak kekerasan pada anak mungkin tidak terlihat dalam waktu dekat. Namun, seiring berjalannya waktu, dampak dari kekerasan pada anak ini akan terlihat sangat jelas.

Khofifah menerangkan, beberapa hasil riset menyebutkan bahwa anak-anak yang mengalami trauma kekerasan, apa pun bentuknya, akan tumbuh dengan berbagai masalah perilaku, mulai kecemasan, depresi, agresi, hingga pemberontakan. "Tidak jarang yang sebelumnya menjadi korban bertransformasi menjadi pelaku. Trauma masa lalu yang menjadi penyebabnya," imbuhnya.

Khofifah juga menyoroti semakin maraknya kekerasan seksual anak. Dikatakan, sebagian besar kasus kekerasan seksual terjadi karena beberapa faktor di antaranya konten video porno, minuman keras dan narkoba serta pergaulan yang kontraproduktif.

"Akses informasi yang mudah dan teknologi yang semakin canggih memudahkan anak-anak dalam mengakses konten pornografi dan pola pergaulan yang kurang positif. Ini 'warning' bagi semua orang tua, jangan cuek dan gagap teknologi," ujarnya.

Tidak jarang, lanjut Khofifah, orang tua membiarkan anak berkomunikasi via media sosial tanpa pengawasan lantaran gagap teknologi sehingga tidak sedikit anak berkenalan dengan predator seksual, dijebak, dirayu, digoda, sehingga menjadi korban kejahatan seksual.

Hal lain yang menjadi tantangan dalam memerangi kasus kekerasan seksual anak adalah masyarakat yang cenderung permisif. Tidak sedikit masyarakat yang enggan melaporkan kasus kekerasan seksual ke aparat penegak hukum karena pelakunya justru anggota keluarga sendiri. "Kebanyakan pelaku kekerasan seksual terhadap anak terkait inses adalah ayah, kakak, dan paman korban," ujarnya.

Khofifah mengajak seluruh pihak mengambil peran dalam upaya memerangi kekerasan seksual anak. Ia juga mendorong agar keluarga sebagai ujung tombak ketahanan nasional terus mengawal pola tumbuh kembang anak sebagai generasi penerus bangsa.

"Mari kita wujudkan 'baitiii jannati' (rumahku adalah surgaku)," katanya dalam acara yang digelar di kediaman advokat Ahmad Rifai dan dihadiri ratusan pelajar SMP, SMA, dan santri dari sejumlah pondok pesantren itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement