Ahad 05 Mar 2017 11:37 WIB

Ketika Raja Salman Terkejut Disapa Pastor dalam Bahasa Arab

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ani Nursalikah
50 penari anak dari Sanggar Sawitri Denpasar bersiap menyambut Raja Salman di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Sabtu (4/3)
Foto: Istimewa
50 penari anak dari Sanggar Sawitri Denpasar bersiap menyambut Raja Salman di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Sabtu (4/3)

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Pesawat Kerajaan Arab Saudi yang membawa Sri Baginda Salman bin Abdul Azis Al-Saud terlambat mendarat sekitar delapan menit pada pukul 17.53 WITA dari jadwal seharusnya 17.45 WITA di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Sebanyak 50 penari cilik dari Sanggar Sawitri, Denpasar sudah siap beberapa jam sebelumnya untuk membawakan Tari Pendet menyambut Sang Raja.

Raja tampak antusias menyaksikan lincahnya anak-anak Pulau Dewata. Ia melambaikan tangan dan memberikan senyum dari teras invalid passenger lift (IPL), meski beberapa menit sebelumnya insiden kecil terjadi, yaitu tangga eskalatornya tidak berfungsi.

Dengan jubah putih kebesarannya yang dikenal dengan sebutan bisht, raja penjaga dua kota suci umat Muslim itu menghampiri tim penyambut yang sudah menunggu di bawah. Mereka adalah Menteri Pariwisata, Gubernur Bali, Kepolisian Daerah (Polda) Bali, dan tak ketinggalan enam tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya sempat bercerita keterkejutan Sang Raja saat seorang pastor Katolik Romo Venus Dewantara menyapanya dalam bahasa Arab. Romo Venus rupanya sempat berkuliah di Mesir sehingga akrab dengan bahasa Arab.

"Raja Salman sangat menghormati perbedaan," kata Arief.

Kapolda Bali, Irjen Petrus Reinhard Golose mengatakan Raja Salman menyaksikan penari anak yang membawakan tari penyambutan tradisional Bali itu dari awal hingga akhir. "Saya melihat Sri Baginda Raja Salman sangat tertarik dengan Tari Pendet. Beliau antusias dan melambaikan tangan kepada anak-anak yang menari," katanya secara terpisah.

Sambutan hangat untuk Raja Salman tak hanya ditunjukkan di dalam bandara. Sepanjang perjalanan menuju penginapannya di St Regis Hotel & Resort, Nusa Dua, masyarakat setempat berjejer ingin menyaksikan kedatangannya. Sebagian dari mereka bahkan mengibarkan bendera Indonesia dan Arab Saudi.

Agenda Raja Salman di Pulau Dewata bersifat pribadi, yaitu sepenuhnya untuk berlibur. Pihak kerajaan dan terkait di Pulau Bali tak ada yang mengonfirmasi agenda berlibur Sang Raja.

Meski demikian, Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia, Usamah bin Abdulah Asyuaibi mengatakan Raja sangat menyukai laut. Kemungkinan besar ia akan menikmati keindahan pantai Bali yang terkenal eksotis.

"Yang Mulia sangat menyukai laut sehingga kemungkinan besar akan lebih banyak menikmati laut Bali," katanya.

Kepala Badan Intelejen Negara Daerah (Kabinda) Provinsi Bali, I Wayan Sunata mengatakan tim dari Arab Saudi sebelumnya sempat menyurvei tiga obyek wisata yang umumnya dekat dari Kawasan Pariwisata Nusa Dua tempat raja menginap. "Beberapa wilayah ditinjau khusus oleh tim khusus utusan kerajaan, yaitu Garuda Wisnu Kencana (GWK), Pura Uluwatu, Pecatu, dan Kampung Wisata Ubud," katanya.

Sunata mengatakan ketiga lokasi tersebut masih sebatas survei. Keputusan akhir tetap menjadi pilihan Raja Salman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement