REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Indonesia-Malaysia Club (IM Cub), Diaz Hendropriyono menekankan pentingnya hidup sehat dengan terus menjaga kebersihan lingkungan. Menurut dia, negara maju biasanya masyarakatnya sehat, dengan angka life expectancy yang tinggi dan infant/maternal mortality rate yang rendah.
"Maka dari itu pembangunan manusia, baik dalam hal pendidikan dan kesehatan, merupakan hal yang penting dalam membangun bangsa," kata dia dalam keterangannya, Sabtu (4/3).
Pernyataan itu disampaikan Diaz saat melakukan sejumlah kegiatan sosial bersama Hope For All dan Relawan Muda Kosgoro di Cilincing, Jakarta Utara (Jakut), Sabtu. Kegiatan yang berlangsung dari pagi hingga siang hari ini meliputi sosialisasi kesehatan dan pemeriksaan gratis oleh beberapa dokter muda. Puluhan warga setempat antusias silih berganti berdatangan.
"Lewat kegiatan ini juga, kami ingin mengajak pemuda untuk bergerak. Minimal di lingkungan kita sendiri," kata Staf Khusus Presiden tersebut.
Nazifuddin bin Najib Razak, pendiri IM Cub lainnya, yang juga hadir dalam kesempatan tersebut yakin persaudaraan dan semangat untuk berbagi antarpemuda di kedua negara dapat membuahkan hasil yang positif. "Alhamdulillah, IM Club dan sejumlah organisasi lain berbangga dengan usaha dan semangat pemuda Indonesia untuk menolong masyarakat yang tak mampu. Saya berharap bahwa hal ini dapat memberikan contoh kepada pemuda Indonesia dan Malaysia lainnya,” ujar putra Perdana Menteri Malaysia Dato’ Sri Najib Razak.
Selain kegiatan sosialisasi kesehatan, keduanya juga menyempatkan diri menyapa warga Cilincing dan meninjau usaha mikro pengolahan kerang hijau dan kepiting warga Cilincing. IM Club adalah organisasi non-profit yang didirikan sekelompok pemuda Indonesia dan Malaysia untuk meningkatkan tali persaudaraan kedua negara melalui people to people contact. IM Club didirikan beberapa bulan lalu oleh Diaz Hendropriyono dan Nazifuddin bin Najib Razak, termasuk Nurul binti Ahmad Zahid Hamidi (putri Wakil PM Malaysia), Idzuan bin Zahrain Hashim (putra Dubes Malaysia di Indonesia), Afifuddin Kalla, Emil Malik Ibrahim, Nik Iruwan, dan beberapa pemuda lainnya.