REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Warga sejumlah desa di Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang was was. Di wilayah mereka terjadi fenomena pergeseran tanah, yang berlangsung beruntun dalam sepekan terakhir.
Tak hanya menyebabkan patahan tanah, fenomena ini juga mengakibatkan rekahan tanah yang cukup lebar dan panjang di sejumlah tempat. Dampaknya delapan rumah warga mengalami kerusakan ringan hingga berat.
Pergerakan tanah ini juga mengakibatkan sejumlah jalan desa mengalami ambles. Berdasarkan data BPBD Kabupaten Semarang, femomena ini terjadi di lima desa. Masing-masing di Desa Candigaron, Ngadikerso, Kebonangung, Pledokan dan Desa Lanjan.
Di desa Candigaron setidaknya ada empat titik pergerakan tanah ini. Namun yang paling parah terjadi di lapangan Pandanmrati, dusun Delik.
“Di Desa Candigaron, pergerakan tanah ini mengakibatkan patahan hingga sebagian tanah yang semula rata ambles hingga kedalaman 1,5 meter dan panjangnya mencapai 150 meter,” kata Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto, Rabu (1/3).
Patahan tanah ini seperti alur memanjang memanjang hingga memasuki kawasan perkampungan. Ada dua rumah warga yang terdampak dan diperkirakan potensi kerusakan rumah warga masih bisa bertambah.
Karena pergerakan tanah masih berlangsung. “Menurut warga, awalnya hanya retak sekitar 15 hingga 20 centi meter. Namun dalam waktu sepekan sudah melebar hingga 65 centimeter dan sebagian amblas hingga kedalaman 1,5 meter,” jelasnya.
Akibat rekahan tanah ini, masih kata Heru, rumah milik Tarji (63) di wilayah RT 1/ RW 5 terpaksa dirobohkan. Karena konstruksi rumah yang berjarak kurang dari 15 meter dari lapangan Pandanmrati ini sudah angat membahayakan.
Rumah kayu berukuran 11 X 12 meter ini kerusakannya mencapai sudah 90 persen. Karena harus dirobohkan, keluarga Tarji untuk sementara mengungsi di rumah familinya di desa yang sama. “Rumah lain yang terdampak milik Mugiono (46), kondisi pondasi rumah bagian dapur berukuran 4 X 6 meter menggantung dan berrongga dilantainya,” lanjutnya.
Selain rumah dan lapangan, fenomena pergerakan tanah juga merusak jalan poros desa yang menghubungkan dusun Delik, Candigaron dengan dusun Sepandan, Desa Kemitir. Jalan sepanjang 50 meter dengan lebar 3 meter amblas dengan kedalaman bervariasi.
Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Semarang, Yudinita Artsiani menambahkan, empat rumah di Desa Kebonagung akibat fenomena yang sama.
Akibatnya rumah Sukir (38) yang beralamat di Dusun Jagoan RT 3/ RW 4 mengalami rusak berat. Hanya saja, peristiwanya sudah terjadi sepekan yang lalu. Selain rumah Sukir, tiga rumah warga lainnya juga mengalami kerusakan ringan.
Sementara fenomena pergerakan tanah juga terjadi di Desa Ngadikerso, Dusun Jambon, Desa Lanjan dan Dusun Kemuning, Desa Pledokan.
“Keluarga pak Sunandar di Desa Lanjan juga harus mengungsi. Kendati kerusakanya ringan, tapi bagian dapur, kamar mandi dan kandang tanahnya amblas. Sementara rumah ini juga berada di bawah tebing yang dikhawatirkan juga bisa longsor,” katanya menambahkan.