REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Turap atau dinding penahan tanah di Jembatan Cipendawa, Jalan Baru Cipendawa, Kelurahan Bojong Menteng, Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat ambrol pada Senin (27/2) malam. Akses jalan yang melewati lokasi tersebut hingga Rabu (1/3) masih ditutup dengan garis polisi.
Dikhawatirkan, badan jalan sewaktu-waktu bisa ikut ambrol karena tanah di bagian bawahnya sudah labil. Kondisi jalan raya tampak menggantung, terdapat rongga sekitar satu meter di bawah jalan. Tanah di bawah turab diduga sudah lama tergerus luapan Kali Bekasi.
Lurah Bojong Menteng, Tati Hartati, menuturkan ada penurunan tanah akibat tergerus luapan arus Kali Bekasi. Abrasi diperkirakan sudah berlangsung sepekan terakhir, akibat luapan arus Cikeas-Cisadane yang datang dari arah hulu Kabupaten Bogor.
"Kalau retak kurang lebih 50 senti itu sudah sejak satu pekan yang lalu. Tapi tiba-tiba longsor itu kejadiannya baru kemarin malam, kurang lebih jam 20.00 WIB. Kalau kita lihat kondisi di bawahnya sepertinya memang sudah lama prosesnya karena kondisi di bawahnya agak kosong," kata Tati Hartati.
Tati mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini karena posisi jalur langsung ditutup ketika terjadi longsor. Jalur ke arah Jatirasa dari Cipendawa, Kelurahan Bojong Menteng dialihkan menjadi satu jalur. Pihak UPTD PUPR Kecamatan Rawalumbu dan Dinas PUPR Kota Bekasi sudah melakukan pengecekan ke lokasi.
Tidak hanya Jembatan Cipendawa, Tati menambahkan ada beberapa titik di wilayahnya yang juga tergerus longsor dampak luapan Kali Bekasi. Salah satunya, di Perumahan Askara Bojongmenteng terjadi longsor cukup tinggi. Pemerintah daerah bersama Kementerian PUPR akan membahas bersama terkait upaya tanggap darurat.
"Sekarang masih satu jalur, untuk perbaikan kewenangannya ada di dinas atau instansi terkait. Tanggap darurat segera dilaksanakan karena ini termasuk jalur arteri. Jalur sibuk juga, termasuk mobil sampah dari DKI lewat sini juga yang ke arah Bantargebang," ujar Tati.
Lebih lanjut, Tati menerangkan, daerah aliran sungai sepanjang Kali Bekasi ini merupakan kewenangan pemerintah pusat dan BBWS Ciliwung-Cisadane.
Wakil Wali Kota Bekasi, Ahmad Syaikhu, mengatakan, pemerintah daerah juga akan meminta pertanggungjawaban kontraktor apabila ada kelalaian atau ketidaksesuaian spesifikasi dalam pembangunan turab. Tembok turab tersebut baru dibangun pada tahun 2015 silam, dan sebelumnya juga sudah pernah longsor.
"Kami akan minta Inspektorat bersama Dinas PUPR Kota Bekasi untuk mengecek apakah kejadian ini memang ada tanggung jawab dalam kaitan kelalaian dan ketidaksesuaian dengan spek atau memang murni musibah karena debit air tinggi," ujar Ahmad Syaikhu.