REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz al-Saud ke Indonesia pada 1-9 Maret diupayakan tidak mengganggu kegiatan masyarakat DKI Jakarta secara umum maupun pariwisata di Bali.
Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, mengatakan Raja Salman akan berada di Jakarta dan Bogor, Jawa Barat, pada 1-3 Maret 2017 untuk mengikuti kegiatan kenegaraan.
Selanjutnya raja beserta 1.500 anggota delegasi termasuk 10 menteri dan 25 pangeran akan melakukan kunjungan wisata di Bali pada 4-9 Maret 2017. "Kami sudah bersepakat dengan pemerintah Indonesia bahwa kunjungan ini tidak akan mengganggu keseharian masyarakat. Kami tidak akan menutup (objek wisata manapun), semua akan berjalan normal," katanya.
Tidak ada agenda khusus dalam kunjungan rombongan Raja Salman di Bali, selain untuk berlibur dan menikmati keindahan alam Pulau Dewata. Selama berada di Pulau Dewata, Raja Salman akan tinggal di Nusa Dua dan seluruh kegiatannya tertutup untuk media.
Sementara dari sisi keamanan, pemerintah Saudi mempercayakan upaya pengamanan kepada Polri dan Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres). Dalam menyukseskan kunjungan tersebut, Polri menyiapkan 10 ribu personel gabungan Polri-TNI yang dikerahkan di tiga lokasi yang dikunjungi Raja Salman yakni Jakarta, Bogor, dan Bali.
"Ada pengamanan yang melekat, kemudian kami mewaspadai kelompok teror dan kami bergerak semua secara 'silent' untuk mengamankan kunjungan Raja Arab Saudi tersebut," kata Kapolri Jenderal Polisi M. Tito Karnavian.
Mengingat Raja Salman akan menghabiskan waktu lebih lama di Pulau Dewata dibandingkan di Jakarta, pihak Kepala Kepolisian Daerah Bali dan Pangdam IX/Udayana Bali juga membuat pola pengamanan yang ketat.
"Pengamanan kunjungan Raja Arab Saudi bersama rombongan ke Indonesia juga dibantu oleh Mabes Polri dan TNI," kata Tito.