Selasa 28 Feb 2017 18:30 WIB

Konsumsi Beras di Purwakarta Masih Tinggi

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Winda Destiana Putri
Beras
Beras

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas Pertanian Kabupaten Purwakarta, mengklaim konsumsi masyarakat akan beras di wilayah ini masih tinggi. Pasalnya, konsumsi beras sampai saat ini mencapai 112 kilogram per kapita per tahun. Padahal, berdasarkan standarisasi FAO, seharusnya maksimal konsumsi beras itu hanya 80 kilogram per kapita per tahun.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Purwakarta, Agus Rachlan Suherlan, mengatakan, konsumsi beras di wilayah ini masih tinggi. Namun, belum tegak lurus dengan konsumsi protein. Untuk konsumsi proteinnya masih rendah. "FAO itu, merekomendasikan supaya konsumsi beras di minimaliasi. Tapi, konsumsi protein ditingkatkan. Kita belum mencapai standar FAO," ujar Agus, kepada Republika, Selasa (28/2).

Meski demikian, lanjut Agus, setiap tahunnya hasil produksi pertanian di Purwakarta tetap subur. Pada 2016 lalu, hasil produksinya mencapai 250 ribu ton gabah kering giling (GKG). Bila disetarakan beras, untuk 100 ribu ton GKG, menjadi 60 ribu ton beras. Jadi, total hasil produksi selama 2016 mencapai 150 ribu ton beras.

Hasil produksi ini, surplus bila dikonversikan dengan angka konsumsi beras per kapita per tahun. Mengingat, jumlah penduduk di Purwakarta mencapai 930 ribu jiwa.

 

Apalagi, lanjut Agus, sejak 2014 lalu areal pertanian di Purwakarta tak lagi mengenal musim. Maksudnya, usai beres panen petani diinstruksikan untuk terus tanam. Selama, persediaan air masih ada. "Kita tak kenal musim, karena ingin meningkatkan luas tanam dan hasil produksi," ujarnya.

Luas baku lahan di Purwakarta mencapai 17 ribu hektare. Tetapi, dengan cara percepat tanam, maka luas tanamnya meningkat bisa mencapai 39 ribu hektare. Asumsinya, dalam setahun ada yang dua sampai tiga kali tanam.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Purwakarta, Sri Wuryasturati, membenarkan bila konsumsi protein di wilayahnya masih rendah. Karena itu, program gemar makan ikan terus digelorakan. Sasarannya, anak-anak SD. Supaya, sejak dini mereka terbiasa mengkonsumsi protein hewani. "Selain itu, pemkab juga punya program pelajar SD dua kali dalam sebulan, mengonsumsi telur, daging dan susu. Program ini, subsidi dari pemkab," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement