Selasa 28 Feb 2017 11:28 WIB

Ini Alasan Republika Luncurkan Rembuk Republik

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Rembuk Republika yang dibuka Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa
Foto: Halimatus Sa'diyah
Rembuk Republika yang dibuka Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harian Republika meluncurkan Rembuk Republik, sebuah forum diskusi yang bertujuan untuk mencari solusi atas sejumlah persoalan bangsa, Selasa (28/2). Peluncuran tersebut dilakukan bersamaan dengan diskusi perdana Rembuk Republik yang mengangkat tema 'Solusi atas Masalah Ketimpangan Sosial dan Ekonomi' di Museum Bank Indonesia, Jakarta.

Pemimpin redaksi Harian Republika Irfan Junaidi mengatakan, sebagai media massa, Republika memiliki kewajiban untuk ikut berkontribusi memecahkan persoalan yang ada di tengah masyarakat. Isu mengenai kesenjangan ekonomi diangkat karena sejak awal tahun pemerintah nampak serius membahas sejumlah strategi untuk mengurangi jurang ketimpangan tersebut.

Republika Gelar Rembuk Bersama Atasi Ketimpangan Sosial Ekonomi

Irfan menuturkan, pada awal Januari lalu, Presiden Jokowi mengundang sejumlah pimpinan media massa ke Istana Negara. Sepanjang pertemuan, menurutnya, Presiden membahas isu ketimpangan sosial.

Tak lama setelah pertemuan tersebut, Presiden menggelar rapat kabinet di Istana Bogor dengan mengundang sejumlah pedagang kaki lima. Presiden meminta pedagang nasi goreng, sate dan soto mie menyiapkan makan siang untuk para menterinya. Media kemudian beramai-ramai mempublikasikan momen bersejarah tersebut di mana pedagang kecil untuk pertama kalinya masuk ke Istana Bogor, lengkap dengan gerobak mereka.

"Saya menangkap Presiden ingin menyampaikan pesan bahwa ada kesenjangan ekonomi yang besar, ada gerobak kemudian di belakangnya istana yang megah," kata Irfan, saat memberikan sambutan dalam peluncuran Rembuk Republik di gedung Museum Bank Indonesia.

Oleh karenanya, isu mengenai ketimpangan sosial dan ekonomi diangkat dalam diskusi perdana Rembuk Republik. Hadir sebagai panelis dalam diskusi tersebut di antaranya Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Eny Panggabean dan ekonom dari Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih.

Dari setiap diskusi, Irfan melanjutkan, hasilnya akan dirangkum kemudian dibukukan untuk diserahkan pada stakeholder terkait dengan harapan dapat menjadi masukan untuk pembuatan kebijakan selanjutnya.

Rembuk Republik akan menjadi agenda rutin yang bakal digelar minimal satu bulan sekali. Acara Rembuk Republik kali ini terselenggara berkat kerjasama Republika dengan Bank Indonesia, Kementerian Sosial, Bank BRI, Dompet Dhuafa dan Ihram Online.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement