Selasa 28 Feb 2017 10:59 WIB

5.384 Personel Keamanan Dikerahkan dalam Pengamanan Raja Salman

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz
Foto: EPA/OLIVIER DOULIERY / POOL
Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 5.384 personel gabungan TNI-Polri disiagakan dalam rangka operasi pengamanan VVIP kunjungan kenegaraan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz ke Indonesia. Para personel akan mengamankan kunjungan Raja Salman mulai 1-9 Maret 2017 mendatang.

Hal itu diungkapkan Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi usai mengecek kesiapan pasukan pengamanan melalui apel gelar pasukan komando gabungan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (28/2).

"Dalam rangka pengamanan Raja Salman mulai besok tanggal 1-3 itu di Jakarta. Selanjutnya berada di Bali, sampai tanggal 9. Itu garis besarnya," ujar Edy.

Menurutnya, personel gabungan yang terdiri dari Koopspam 20 personel, Satgaspam VVIP 222 personel, Satgaspam Wilayah I 1.289 personel, Satgaspam WilayahII 515 personel dan Satgas Pam Wilayah III 3.308 personel akan menjaga sejumlah titik. Ia merinci mulai dari kedatangan di Bandara Halim Perdanakusuma, kunjungan Kenegaraan, ke Istiqlal hingga ke Bali.

"Itu diatur di ring satu, dua dan tiga. Pelaksanaan (pengamanan)nya hanya di Halim, Istana Bogor, DPR, Istiqlal, Bali dan sampai ke hotel," ujar Edy.

Ia mengatakan, pengamanan mulai berlaku hari ini hingga berakhirnya kunjungan Raja Salman. Sejumlah titik yang dinilai rawan pun menjadi hal yang diantisipasi pasukan komando gabungan  "Titik kerawaann sudah kita baca, dimana-mana sudah pasti, hanya kita nggak bisa anggap enteng, makanya kita antisipasi," kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PSSI tersebut.

Baca juga, Raja Salman, Tamu Negara Pertama yang Dijemput Langsung Jokowi di Bandara.

Ia juga tidak membantah, pengamanan memfokuskan dari ancaman-ancaman yang tidak terduga, seperti insiden teror yang terjadi di Bandung pada Senin (27/2) kemarin.

"Yang sudah dipastikan itu semua sudah diantisipasi, perkara dugaan itu kita waspada, kewaspadaan diwujudkan dengan gelar ini, sampai saat ini tidak ada tambahan, yang sudah pasti yang bertugas langsung yang jumlahnya tadi," katanya.

Selain jumlah personel yang disebutkan tersebut, pihaknya juga menyiagakan personel lain. "Tapi bukan yang berarti yang di belakang diam, tapi standby, kapan saja digerakkan, mereka siap gerak," katanya.

Selain itu, apel gelar pasukan komando gabungan juga melakukan persiapan guna kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Indian Ocean Rim Association (IORA) ke-20 tahun 2017 pada 5-7 Maret 2017. Menurut Edy, sekitar 12 ribu personel gabungan dipersiapkan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement