Senin 27 Feb 2017 22:04 WIB

Pengemudi Gojek di Bali Memprotes Manajemen

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah pengemudi Gojek melakukan aksi protes kepada manajemen Gojek (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah pengemudi Gojek melakukan aksi protes kepada manajemen Gojek (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Seratusan orang driver atau pengemudi Gojek di Denpasar Bali, mengajukan protes tarif angkut yang terus turun. Akibatnya kata pengemudi Gojek, Arif, penghasilan mereka juga turun derastis.

"Dulu penghasilan kami sampai Rp 500 ribu sehari. Tapi sekarang jauh berkurang," kata Arif, salah seorang pengemudi Gojek.

Hal itu dikemukakan Arif di Denpasar, Senin (27/2) saat melakukan aksi bersama lebih dari seratus pengemudi Gojek di Depasar Bali. Protes itu merupakan yang ketiga kalinya dilakukan oleh para pengemudi Gojek. Namun tidak pernah mendapat respons dari managemen.

"Kami di sini hanya petugas mengatur operasional di lapangan, kalau kebijakan ada di Jakarta," kata Ifan, salah seorang petugas Gojek di kantor Gojek Depasar Barat.

Pengemudi Gojek lainnya, Andreas mengatakan, penurunan penghasilan sebagai sopir Gojek juga dirasaknnya. Dulu sebutnya, untuk pengantaran dua order gofood, dia bisa dapat tiga poin. Dan bila dia bisa mendapat lima poin, maka dia menerima bayaran Rp 50 ribu.

"Tapi sekarang untuk pengantaran gofood, setiap lima poin dihargai hanya Rp 8 ribu saja. Jadi penurunannya sangat luar biasa. Untuk bayar parkir saja tidak cukup," katanya.

Meski melakukan aksi demo, ratusaan orang pengemudi Gojek tidak mau mengganggu teman-temannya yang sedang menarik penumpang. Walau kata Andreas, mereka memperjuangkan nasib seluruh pengemudi Gojek. Saat ini di Bali terdpat  sebanyak 12 ribu pengemudi Gojek, namun yang aktif hanya sekitar 6.000 an orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement