Ahad 26 Feb 2017 22:19 WIB

Masyarakat Tolak Rencana Eksplorasi Geotermal Gunung Lawu

Rep: Andrian Saputra/ Red: Dwi Murdaningsih
  Sahabat Pecinta Gunung Lawu menolak eksplorasi tenaga panas bumi di kawasan Lawu. Penolakan dilakukan dengan menggelar aksi jalan kaki di Jalan Slamet Riyadi pada Ahad (26/2).
Foto: Republika/Adrian Saputra
Sahabat Pecinta Gunung Lawu menolak eksplorasi tenaga panas bumi di kawasan Lawu. Penolakan dilakukan dengan menggelar aksi jalan kaki di Jalan Slamet Riyadi pada Ahad (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Rencana pemerintah untuk mengeksplorasi tenaga panas bumi di Gunung Lawu mendapat penolakan masyarakat. Seperti dilakukan Sahabat Pecinta Gunung Lawu yang menolak proyek geotermal di Gunung yang memiliki ketinggian 3.265 mdpl itu.

Mereka pun menyatakan sikap penolakan tersebut dengan melakukan aksi berjalan kaki atau longmarch di sepanjang Jalan Slamet Riyadi sambil membawa spanduk bertuliskan penolakan terhadap proyek geotermal.

"Kami ingin masyarakat semua tahu bahwa saat ini Pemerintah ingin eksplorasi tenaga panas bumi di sana, tapi kami menolak itu. Pemerintah harus mempertimbangkan semuanya, keseimbangan hinggga kearifan lokal di Lawu," kata Koordinator Sahabat Pencinta Gunung Lawu, Yoga Dipka pada Ahad (26/2) pagi.

Lebih lanjut, menurut dia, meski geotermal memiliki banyak manfaat terutama untuk menghasilkan listrik, bukan berarti proyek tersebut tak memiliki bahaya bagi lingkungan sekitar. Dia khawatir pada pengeboran titik tertentu terdapat zat berbahaya yang terangkat kepermukaan hingga merusak lingkungan.

"Secara umum kita tolak segala macam eksploitasi gunung Lawu. Kami juga tidak ingin ada masalah pada air di sana, sebab Lawu menjadi sumber air bagi daerah di sekitarnya. Sebab itu kami minta dikaji ulang," tuturnya.

Untuk diketahui pemerintah melalui Kementerian ESDM berencana memulai eksplorasi energi panas bumi di kawasan Lawu pada tahun ini. Ditargetkan produksi pertama pada 2023 dengan jumlah produksi listrik 110 megawatt.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement