Sabtu 25 Feb 2017 22:03 WIB

Kebun Raya Bogor Butuh Mesin Pencacah Sampah

Wajah baru pedestrian di kawasan Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/1)
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Wajah baru pedestrian di kawasan Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/1)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kebun Raya Bogor-LIPI berupaya untuk mengolah sampah plastik, agar memiliki nilai ekonomis dan bermanfaat sekaligus meminimalisir jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).

"Selama ini Kebun Raya Bogor belum belum memiliki fasilitas pendaur ulang sampah plastik maupun sampah anorganik, kami bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bogor untuk mengangkut sampah dari kebun raya ke TPA," kata Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya-LIPI, Didik Widyatmoko, di Kebun Raya, Sabtu (25/2).

Menurut Didik, jumlah sampah plastik dan kaleng di Kebun Raya Bogor cukup signifikan, rata-rata terkumpul 10 ton sampah per tahun, trennya terus meningkat setiap tahunnya, bahkan bisa lebih dari 10 ton.

Ia mengatakan, sampah plastik dan kaleng tersebut berasal dari para pengujung Kebun Raya Bogor. Selama ini sampah dikumpulkan, ditampung dan dibuang ke TPA. Beberapa di antaranya diambil oleh pemulung.

"Kami ingin membuat sampah-sampah plastik ini jadi lebih bermanfaat dengan daur ulang. Ini juga bagian dari edukasi ke masyarakat, bahwa sampah juga bisa diolah dan dapat mendatangkan mata pencaharian," kata Didik.

PKT Kebun Raya-LIPI berencana akan mengalokasikan anggaran khusus untuk menyediakan mesin pencacah sampah. Dan pengelolaan sampah tersebut akan melibatkan Pemerintah Kota Bogor.

"Kami juga menggandeng sejumlah komunitas peduli sampah. Diharapkan sampah yang didaur ulang dari Kebun Raya memiliki nilai ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat," katanya.

Menurut Didik, keberadaan sampah-sampah plastik di Kebun Raya Bogor cukup mengganggu estetika dan kebersihan di kebun raya peninggalan Belanda tersebut. Kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya masih rendah.

"Kebun Raya Bogor memiliki misi untuk memberikan pendidikan lingkungan kepada masyarakat, untuk memiliki kesadaran malu membuang sampah sembarangan. Perlu pelajaran etika, dan kesadaran diberikan kepada anak usia dini, anak-anak tidak hanya didorong pintar akademik, tetapi mau belajar mengantri dan tidak buang sampah sembarangan," katanya.

Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor, Aulia Guntang mengatakan, Pemerintah Kota Bogor terus berupaya mensosialisasikan terkait pengelolaan sampah di tingkat masyarakat dengan membangun TPS 3R dan bank sampah.

"Saat ini sudah terbentuk 36 bank sampah di seluruh kelurahan, dan ada 26 TPS 3R yang beroperasi di Kota Bogor," katanya.

Menurut Aula, persoalan sampah jika tidak segera ditangani dari sekarang akan menjadi ancaman bagi masyarakat di masa depan. Dampak yang ditimbulkan dapat berupa bencana alam, longsor maupun banjir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement