Sabtu 25 Feb 2017 19:47 WIB

Ratusan Pelajar Tolak Jadi Target Industri Rokok

Rep: MG ROL 91/ Red: Hazliansyah
Ratusan pelajar menggulirkan kampanye #TolakJadiTarget
Foto: Republika/MG ROL 91
Ratusan pelajar menggulirkan kampanye #TolakJadiTarget

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 200 pelajar mewakili 30 sekolah dari Kota Tangerang Selatan, Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor menggelar aksi #TolakJadiTarget di lapangan Silang Barat Monas.

Kampanye ini menyuarakan suara para pelajar yang menolak menjadi target perusahaan rokok yang membidik mereka sebagai perokok pemula.

"Saya khawatir dengan rokok. Dampaknya sangat banyak, bukan dari sisi kesehatan saja tapi mental juga," ujar Rifki El Hafizh, salah satu peserta aksi dari SMK 2 Cibinong, Sabtu.

Di lingkunganya Rifki melihat langsung bagaimana teman-temannya menjadi perokok pemula. Hal itu tidak lepas dari begitu massifnya iklan rokok di sekitar sekolah.

"Saya sangat berharap kampanye ini dapat tersebar luas dan tidak ada lagi teman-teman saya yang menjadi korban dari rokok," kata dia.

 

Ketua Yayasan Lentera Anak Lisda Sundari mengatakan, 85 persen sekolah di Indonesia dikelilingi iklan rokok. Hal tersebut menunjukkan bagaimana perusahaan rokok menjadikan anak sekolah sebagai target utama.

Pemerintah sendiri melalui Kemendikbud pada tahun 2015 telah menyatakan sekolah harus bebas dari rokok.

"Ini sebagai salah satu bentuk penolakan mereka (pelajar), ekspresi mereka untuk tidak menjadi target perusahaan rokok," ujar Lisda.

Sebelumnya Lisda mengatakan pihaknya bekerja sama dengan dinas pendidikan dan organisasi perlindungan anak di lima kota, yaitu Padang, Mataram, Bekasi, Tangerang Selatan dan Kabupaten Bogor, dengan memberikan pendampingan terhadap 90 sekolah. Tujuan pendampingan tersebut adalah memberi penguatan kepada sekolah untuk dapat menggandeng masyarakat sekitar dalam upaya melindungi anak-anak usia sekolah dari pengaruh iklan rokok.

"Dari pendampingan itu, yang paling saya kagum, anak-anak melakukan pendekatan kepada warung-warung di sekitar sekolah untuk menurunkan iklan rokok dan mengganti dengan spanduk ajakan positif. Akhirnya mereka berhasil menurunkan 120 banner iklan rokok dan dibawa ke sini sebagai bukti," ujar Lisda.

Melalui kampanye ini ia berharap apa yang disuarakan semakin terdengar. Kampanye ini mendapat dukungan dari masyarakat dan meminta pemerintah melindungi anak-anak dari rokok dengan melarang iklan rokok di semua tempat, terutama lingkungan sekolah.

"Karena anak-anak bukan hanya di sekolah tapi ada di setiap tempat. Kami minta perusahaan rokok setop iklan rokok di sekitar sekolah, hentikan anak-anak sebagai target," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement