Sabtu 25 Feb 2017 10:38 WIB

Ke Ahok atau Anies? Ini Saran Tokoh NU untuk PKB

Petugas melakukan proses rekapitulasi penghitungan surat suara Pilkada DKI Jakarta tingkat kecamatan di Kantor Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (16/2).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas melakukan proses rekapitulasi penghitungan surat suara Pilkada DKI Jakarta tingkat kecamatan di Kantor Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (16/2).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) belum menentukan sikap terkait dukungan pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Namun, salah satu tokoh Nahdlatul Ulama memberikan saran agar PKB mempertimbangkan mudarat terkecil. 

Menurut Hanief Saha Ghafur, PKB sebagai anak kandung NU harus terlibat dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Namun, keberpihakan PKB seyogianya mempertimbangkan risiko paling minimalis.

"Saya kok melihat, risiko memilih pasangan nomor dua yaitu Ahok-Djarot jauh lebih besar ketimbang memilih pasangan ketiga, Anies-Sandi," katanya dalam diskusi dengan tema ‘Ahok atau Anies?’ yang digelar Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa, Jumat (24/2) malam. 

Hanief yang menjabat sebagai Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini mengingatkan, PKB harus cerdas mengkritisi apa yang dilakukan Ahok selama ini, baik dari sisi kebijakan, perilaku maupun prestasinya. “Begitu juga dalam melihat pasangan nomor tiga,” tutur dia.  

Hanya saja, kata dia, kelemahan Ahok jauh lebih besar dibanding sosok Anies. Coba lihat dari sisi kinerja baik serapan anggaran APBD maupun dari kondisi banjir. Ternyata serapan anggarannya pemerintahan Ahok cuma 60 persen. Artinya banyak program yang tak jalan.  "Ini masalah besar. Ke mana saja kinerjanya Ahok?” kata dia.  

Jadi, imbuh Hanief, memilih Anies lebih tepat dibanding Ahok. Dari sisi perilaku, warga Nahdliyin tentu sudah paham bagaimana perilaku Ahok selama ini. Makanya, secara partai PKB harus bersikap dan mencari risiko atau mudharat yang mana yang lebih kecil.  

Ketua Umum Garda Bangsa Cucun A Syamsurijal mengatakan diskusi ini digelar dengan harapan dapat membantu PKB dalam menentukan pilihan dukungan pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. 

Sekretaris Fraksi PKB DPR RI itu berharap masukan tersebut dapat diterima kalangan, baik itu kader, simpatisan dan konstituen PKB. Tentunya, PKB tetap harus mendahulukan aspek dar’ul mafasid muqaddamun ala al jalbil mashalih, menghindari kerusakan lebih didahulukan ketimbang mengambil manfaat. “Kita mendengarkan masukan dari semua kalangan,” kata dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement