Kamis 23 Feb 2017 17:58 WIB

Mentan Jaga Stabilitas Harga di Musim Hujan

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Hazliansyah
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (tengah) mengangkat padi saat melakukan panen raya di Desa Pulo Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Selasa (24/1).
Foto: Republika/EH Ismail
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (tengah) mengangkat padi saat melakukan panen raya di Desa Pulo Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Selasa (24/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan, banjir yang terjadi belakangan ini dapat memengaruhi inflasi. Pasalnya banjir berdampak terhadap panen dan distribusi komoditas.

Menanggapi hal itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pihaknya saat ini tengah menjaga kestabilan harga. Termasuk menjaga produksi agar tidak ada bulan paceklik.

"Sementara kita tata, persoalan seperti ini sudah terjadi 70 tahun. Setiap bulan Desember, Januari, Februari paceklik, tapi karena kita mengubah metode tanam dan strategi tanam, sehingga bulan-bulan ini tidak paceklik," ujar Amran, setelah rapat koordinasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag), Badan Urusan Logistik (Bulog), dan lainnya, Kamis, (23/2).

Ia mengatakan, dulu setiap bulan Januari dan Februari harga komoditas sangat tinggi, namun sekarang justru sebaliknya. "Karena kita menjaga bulan-bulan /shortage tadi," tambahnya.

Amran menyebutkan, dari 14 komoditas strategis yang paling mempengaruhi inflasi, nomor satu adalah beras. Kemudian disusuk komoditas jagung, dan bawang. Cabai justru tidak termasuk yang memengaruhi inflasi secara signifikan dalam sektor pertanian.

"Beras ini sangat menentukan inflasi dan kesejahteraan petani," tuturnya.

Maka dari itu, dari hasil rapat koordinasi hari ini, Mentan, Mendag, Bulog, dan lainnya sepakat menaikkan kadar air gabah dari 20 persen menjadi 25 persen dengan harga Rp 3.700. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement