REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Perselisihan yang terjadi antara pengemudi ojek berbasis online atau daring (Gojek) dan becak motor (betor) di Kota Medan telah diproses di kepolisian. Kapolsek Medan Barat Kompol Victor Ziliwu mengatakan, keributan antarkedua kubu telah diusut oleh Mapolrestabes Medan.
Menurut Victor, keributan yang terjadi hari ini berawal dari perselisihan antara seorang driver ojek online dan penarik betor. Hal itu terjadi di pangkalan betor di depan stasiun besar kereta api Medan.
"Tadi ada keributan antara salah satu pengemudi betor dengan driver Gojek. Penanganan sedang kami proses," kata Victor, Rabu (22/2).
Victor mengatakan, kejadian ini diduga dipicu kedatangan ratusan driver ojek online ke pangkalan betor di depan stasiun besar kereta api medan. Kedatangan mereka ini setelah mendapat informasi bahwa rekan mereka diberhentikan di depan stasiun dan dipukuli penarik betor. Helm driver tersebut pun disebut dipecahkan oleh penarik betor.
"Makanya mereka dari Gojek datang untuk mempertanyakan. Tadi sudah kita pertemukan keduanya dan mereka saling sepakat yang melakukan tindak pidana akan diproses," ujar Victor.
Saat ini, Victor mengatakan, pelaku perusakan helm driver ojek daring tersebut telah dibawa ke Mapolrestabes Medan. Begitu juga dengan driver ojek daring yang diduga merusak sebuah betor yang mangkal di depan stasiun kereta api Medan.
"Pelaku yang melakukan perusakan sedang kita proses di Polrestabes Medan," kata dia.
Victor mengklaim, saat ini, kondisi di sekitar stasiun kereta api sudah kondusif. Kedua belah pihak disebut sudah menerima dan bersedia berdamai setelah mendengar penjelasan dari kepolisian.
Dia pun berharap kedua kubu mampu menahan diri agar tidak terjadi gesekan lebih lanjut. "Kepada pengemudi Gojek dan betor kami harap untuk menjaga kondusififtas. Orang yang melakukan tindak pidana itu urusan pribadi, tidak bisa membawa nama kelompok," kata Victor.