Kamis 23 Feb 2017 00:02 WIB

Wapres Jusuf Kalla: Masjid Jangan Jadi Tempat Makar

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Wakil Presiden yang juga Ketua Umum PMI Jusuf Kalla memberikan pidato saat Penganugerahan Satyalencana Kebaktian Sosial Donor Darah di Jakarta, Ahad (19/2).
Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Wakil Presiden yang juga Ketua Umum PMI Jusuf Kalla memberikan pidato saat Penganugerahan Satyalencana Kebaktian Sosial Donor Darah di Jakarta, Ahad (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, masjid hendaknya tidak dijadikan sebagai tempat makar. Namun, masjid harus menjadi tempat dakwah yang amar makruf nahi mungkar.

"Harus dibedakan mungkar dan makar, kalau nahi mungkar bisa diterima tapi kalau makar jangan diterima," ujar Jusuf Kalla dalam sambutannya di acara Milad Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (22/2).

Jusuf Kalla menjelaskan, makna nahi mungkar dan makar sangat berbeda meskipun kata-katanya hampir mirip. Menurut JK, apabila mengkritik pejabat yang korupsi itu termasuk dalam nahi munkar. Akan tetapi, jika aksi untuk menggulingkan sesuatu maka termasuk dalam tindakan makar. "Walaupun dekat tapi beda sekali itu," kata JK.

Milad Masjid Istiqlal yang ke-39 tahun ini diharapkan dapat membangkitkan nilai-nilai nasional dan keberagaman. Menurut JK, presiden Sukarno ketika mendirikan Masjid Istiqlal sudah mempunyai visi yang terdepan dalam menjunjung nilai-nilai nasional dan kebangsaan. Apalagi, Masjid Istiqlal dibangun berdekatan dengan Gereja Katedral.

Selain itu, arsitektur yang membangun Masjid Istiqlal yakni Friederich Silaban diketahui beragama non-Muslim. Menurut JK, hal ini menunjukkan bahwa toleransi antar-umat beragama sudah dijunjung tinggi sejak zaman pemerintahan terdahulu. Oleh karena itu, semua pihak diharapkan dapat menjunjung tinggi toleransi.

"Bagaimanapun kita mengharapkan masjid punya pedoman dakwah yang sejuk bagi masyarakat," ujar JK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement