REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, masjid harus menjadi tempat yang memberikan kemakmuran bagi masyarakat sekitar. Diharapkan fungsi masjid bukan hanya sebagai tempat dakwah saja namun juga sebagai tempat memberikan pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan sosial kepada masyarakat.
"Tidak berarti memakmurkan itu hanya ngisi kotak amal, tapi masjid haris memakmurkan masyarakat dengan cara berfungsi sebagai tempat pendidikan, ekonomi, dan dakwah yang baik sehingga punya fungsi lengkap," ujar Jusuf Kalla dalam sambutannya di acara Milad Masjid Istiqlal ke-39 Tahun di Jakarta, Rabu (22/2).
Jusuf Kalla menjelaskan, di dunia ini hanya tiga negara yang masjidnya diatur oleh masyarakat yakni India, Pakistan, dan Indonesia. Sementara, masjid-masjid lainnya diatur oleh pemerintah mulai dari pendiriannya hingga naskah khotbah jumat ditentukan oleh pemerintah.
Jusuf Kalla menambahkan, di sejumlah negara seperti Malaysia, Brunei, Arab Saudi, dan negara-negara Timur Tengah pengurus masjidnya berstatus sebagai pegawai negeri sipil. Sedangkan, di Indonesia hanya kurang dari lima persen masjid yang dibangun oleh pemerintah.
"Itulah kenapa masjid tanggung jawabnya ke masyarakat bukan pemerintah," kata Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia mengatakan, Indonesia memiliki jumlah masjid sekitar satu juta masjid. Jumlah tersebut bisa terus bertambah karena biasanya di setiap desa baru, atau lingkungan perumahan baru pasti didirikan masjid. Selain itu, di perkantoran dan pusat-pusat perbelanjaan juga banyak didirikan masjid.
Jusuf Kalla mengatakan, rata-rata di Indonesia satu masjid melayani sekitar 250 orang. Oleh karena itu, masjid harus menjalankan fungsinya dengan baik sesuai zamannya. Menyambut Milad yang ke-39 Masjid Istiqlal juga diharapkan bisa memberikan contoh yang baik dengan menjalankan fungsi untuk kesejahteraan masyarakat luas. N