Rabu 22 Feb 2017 21:37 WIB

TNI Bantu Petani Cirebon Basmi Tikus

Rep: Lilis Handayani/ Red: Hazliansyah
Para petani dan personel jajaran Kodim 0620/Kabupaten Cirebon melakukan aksi gropyokan tikus di areal persawahan Blok Sitlak, Desa Kertasura, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, Rabu (22/2).
Foto: Republika/Lilis Handayani
Para petani dan personel jajaran Kodim 0620/Kabupaten Cirebon melakukan aksi gropyokan tikus di areal persawahan Blok Sitlak, Desa Kertasura, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, Rabu (22/2).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Memasuki musim tanam rendeng 2016/2017, areal pertanian di Kabupaten Cirebon dihantui ancaman serangan tikus. Untuk mengatasinya, para petani bersama TNI dari jajaran Kodim 0620 Kabupaten Cirebon beramai-ramai melakukan gropyokan (memburu tikus).

 

Hal itu dilakukan di areal persawahan Blok Sitlak, Desa Kertasura, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, Rabu (22/2). Dalam kegiatan tersebut, diperoleh ratusan ekor tikus.

 

Berdasarkan pantauan, gropyokan tikus tersebut dilakukan dengan tiga cara. Yakni, menggali lubang tikus kemudian menggebuk tikus saat keluar dari lubangnya, mengisi lubang-lubang tikus dengan air kemudian tikus yang keluar dari lubang langsung dipukul dengan kayu, serta menggunakan emposan dengan racun tikus.

 

"Jika tikus ini tidak segera kita atasi, maka akan menjadi ancaman di masa tanam hingga menyebabkan gagal panen," ujar Dandim 0620/Kabupaten Cirebon, Letkol Inf Irwan Budiana, saat ditemui di sela kegiatan gropyokan tikus tersebut.

 

Irwan mengatakan, ancaman gagal panen dipastikan akan membuat para petani mengalami kerugian. Dia menyebutkan, kerugian yang dialami petani jika sampai mengalami gagal panen bisa mencapai Rp 20 juta per hektare.

 

"Jadi serangan tikus ini memang sangat meresahkan," tutur Irwan.

 

Irwan menambahkan, pemerintah sudah bertekad untuk melakukan ekspor 500 ribu ton beras ke luar negeri pada tahun ini. Untuk mencapai target itu, pihaknya berupaya membantu para petani menyelamatkan tanaman mereka dari ancaman hama, salah satunya melalui kegiatan gropyokan tikus.

 

Petugas Penyuluh Pertanian Kabupaten Cirebon, Wasman mengatakan, tikus merupakan binatang yang cerdik dan perkembangbiakannya sangat cepat. Jika dibiarkan, maka bisa menyebabkan puso (gagal panen).

 

"Serangan tikus bisa terjadi sejak awal tanam sampai jelang panen," kata Wasman.

 

Wasman menerangkan, luas areal pertanian di Kabupaten Cirebon mencapai 45 ribu hektare. Dari jumlah tersebut, ada sekitar 20 ribu hektare yang merupakan endemis tikus. Menurutnya, daerah endemis tikus itu terletak di daerah utara Kabupaten Cirebon, seperti Kecamatan Susukan dan Kapetakan.

 

Wasman mengakui, serangan tikus di Kabupaten Cirebon saat ini masih masuk kategori ringan. Pasalnya, luas areal yang diserang tikus masih kurang dari lima persen.

 

"Tapi serangan tikus ini harus kita antisipasi. Salah satunya dengan gropyokan," tandas Wasman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement