REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sopir angkot dan taksi di Kota Malang mogok beroperasi pada Senin (20/2) sebagai bentuk protes terhadap adanya angkutan berbasis daring (online). Aksi yang dilakukan sejak pukul 06.00 WIB hingga siang ini menyebabkan para penumpang terlantar di pinggir jalan.
Kepala Bagian Operasi Polres Malang Kota, Kompol Dodot Dwianto, mengungkapkan kendaraan kepolisian dikerahkan untuk mengangkut penumpang yang terlantar. "Sudah berjalan sejak pagi sampai angkot beroperasi kembali," katanya pada Senin (20/2).
Sejumlah kendaraan kepolisian di antaranya tiga truk, dua bus, kendaraan lalu lintas double cabin, dan kendaraan bak terbuka milik masing-masing Polsek. Angkutan bantuan juga dibantu bus sekolah milik Pemkot Malang dan truk TNI.
Para penumpang mulai dari anak sekolah, karyawan, dan ibu rumah tangga terlihat bergerombol di berbagai ruas jalan di Kota Malang. Salah satu truk milik kepolisian nampak disiagakan di depan Stasiun Malang.
Angkutan-angkutan bantuan tersebut, kata Dodot, membantu mengantarkan penumpang antara lain ke Lowokwaru, Blimbing, dan Sukun. "Rutenya tersebar di berbagai penjuru kota," imbuh Dodot.
Berdasarkan pantauan Republika, para demonstran di depan Balai Kota baru membubarkan diri menjelang tengah hari. Sekitar pukul 14.00 angkot-angkot kembali beroperasi menarik penumpang.