Senin 20 Feb 2017 08:40 WIB

Industri Sistem Keamanan Bentuk Asosiasi

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
 Petugas sekuriti menjaga tempat kejadian kebakaran (Ilustrasi)
Petugas sekuriti menjaga tempat kejadian kebakaran (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengusaha yang bergerak di bidang industri sistem keamanan, membentuk sebuah asosiasi. Namanya, Asosiasi Industri Sistem Kemanan Indonesia (AISKINDO). Menurut Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat AISKINDO, Stefanus Ronald Juanto, industri sistem keamanan selama lima tahun terakhir ini berkembang cukup pesat.

"Dengan perkembangan bisnis yang cepat, harus bisa diimbangi dengan kualitas dan layanan serta wadah yang benar. Kalau tidak, sesuatu yang cepat tak diimbangi regulasi bahaya," ujar Stefanus Ronald, Sabtu (18/2).

Menurut Ronald, untuk mewadahi industri sistem keamanan tersebut, pihaknya mendirikan sebuah asoasiasi. Perkembangan bisnis security tersebut, berkembang pesat berawal dari terjadinya peristiwa bom bali.

"Sistem keamanan, dulu orang nilai perlu nggak perlu. Tapi, setelah bom Bali  sekarang security awarnes-nya sudah ada," katanya.

Kemudian, setelah ada internet sistem keamanan ini lebih berkembang lagi. Karena, dulu sistem hanya bisa dilihat di rumah atau kantor. Sekarang, sudah ada mobile phone yang bisa mengakses sistem keamanan dimanapun berada. Sehingga sekarang perkembangannya semakin cepat. Padahal, regulasi secara spesifik untuk industri ini belum ada.

Bahkan, kata Stefanus Ronald, ke depan bisnis sistem keamanan ini di Indonesia, akan semakin besar dan terus berkembang lagi. Hal ini, seiring dengan banyaknya infrastruktur pemerintah yang dibangun. Yakni, dari mulai air port, bandara, sampai smart city.

Saat ini, kata dia, anggota AISKINDO ada 300 orang. Ia berharap, setelah acara pertemuan dengan seluruh anggota AISKINDO berlangsung, akan terbentuk DPC Kota Bandung.

"Dari pertemuan dengan semua anggota ini, kami ingin memberikan solusi terbaik pelaku usaha dan pemerintah. Kalau ada win-win solution kami berharap bisa jadi regulasi," katanya.

Sementara menurut Dewan Penasehat Pengurus Pusat AISKINDO, Darwin Lestari Tan, saat ini Indonesia belum memiliki pendidikan yang khusus memberikan pelatihan sistem keamanan. Padahal, di beberapa negara sudah ada. Ia berharap, setelah ada AISKINDO, akan ada standar pelatihan sistem keamanan ini. Agar, jangan sampai orang yan tak mengerti apa-apa bisa bebas memasang sistem keamanan padahal tanpa memiliki skill dan pengetahuan.

"Ini ada konsepnya. Nyawa berkaitan dengan sistem. Kalau ada sistem security dilanggar nanti akan ada dampaknya," katanya.

Selain itu, kata dia, karena kurangnya pemahaman, banyak orang yang memasang CCTV tanpa memperhatikan estetika dan etikanya.  Contohnya, memasang CCTV di kamar mandi padahal secara etika tak diperbolehkan.

Bisnis sistem keamanan, kata dia,  cukup berkembang di Indonesia. Karena potensinya, besar. Namun, belum seluruhnya tergali karena yang dimanfaatkan masih kecil dibandingkan potensi yang ada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement