Ahad 19 Feb 2017 16:16 WIB

Jalan Amblas di Kuningan, Warga Bangun Jembatan Darurat

Rep: Lilis Handayani/ Red: Hazliansyah
Warga melewati jembatan darurat (ilustrasi)
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Warga melewati jembatan darurat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Warga di Desa Kawah Manuk, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, membangun jembatan darurat sebagai jalan penghubung Kabupaten Kuningan dengan kabupaten-kabupaten lainnya di Jabar. Sebelumnya jalan di daerah tersebut amblas sehingga memutus akses warga.  

Jembatan darurat tersebut terbuat dari bambu. Namun, jembatan yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat itu hanya bisa dilalui oleh para pejalan kaki yang hendak menyebrangi titik jalan yang amblas tersebut.

 

Warga yang hendak menyeberangi jembatan bambu itupun harus tetap berhati–hati. Pasalnya,  jembatan bambu tersebut licin, terutama saat hujan.

 

"Ya mau bagaimana lagi. Dari pada harus memutar jauh, lebih baik lewat jembatan bambu ini," kata seorang warga setempat, Neni, akhir pekan kemarin.

 

Jembatan darurat tersebut sedianya digunakan para pelajar yang hendak berangkat ke sekolah. Adapula warga yang hendak bekerja di kampung sebelah sehingga tidak perlu lagi memutar ke jalur alternatif yang memakan waktu lebih lama.

 

Seperti diketahui, ruas jalan di Desa Kawah Manuk itu amblas sepanjang kurang lebih 20 meter pada Jumat (17/2) sekitar pukul 05.30 WIB. Seluruh badan dan bahu jalan di lokasi tersebut habis tergusur longsor. Jalan itu merupakan penghubung utama Cirebon/Kuningan yang akan menuju Ciamis/Tasikmalaya/Majalengka.

 

Berbeda dengan pejalan kaki yang bisa melewati, para pengguna kendaraan harus memutar melalui jalur alternatif.

 

Kapolres Kuningan, AKBP M Syahduddi, menyebutkan, jalur alternatif yang disarankan agar dilalui pengendara itu, yakni untuk kendaraan dari Kuningan/Cirebon ke Cikijing/Ciamis, maka bisa melintasi Desa Jagara, Desa Sakerta Timur, Desa Sakerta Barat, Desa Sukarasa dan Desa Cipasung.

 

"Begitu pula sebaliknya," terang Syahduddi.

 

Selain itu, lanjut Syahduddi, jalur alternatif lainnya bisa melalui Desa Parung, Desa Gunung Sirah, Cipulus dan Cikijing. Begitu pula untuk arus kendaraan dari arah sebaliknya.

 

"(Perbaikan jalan yang amblas) Diprediksi antara dua sampai tiga bulan kedepan," terang Syahduddi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement