Sabtu 18 Feb 2017 11:41 WIB

Ini Alasan PAN Cenderung akan Pilih Pasangan Anis-Sandi

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua DPP PAN Yandri Susanto
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua DPP PAN Yandri Susanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kendati belum ada keputusan resmi dari DPP Partai Amanat Nasional, Ketua DPP Yandri Susanto mengisyaratkan kecil kemungkinan PAN akan mendukung pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat di putaran kedua Pilkada DKI. Sebaliknya, ia menyebut kemungkinan paling besar PAN akan mendukung pasangan Anis Baswedan-Sandiaga Uno.

"Memang belum, tapi sampai saat ini belum ada usulan dari bawah ke Ahok tapi ke Anis-Sandi. Jadi kecil kemungkinan ke Ahok," kata Yandri dalam diskusi bertajuk 'Sinema Politik Pilkada DKI' di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (18/2).

Menurutnya, sampai saat ini DPP PAN terus mengkonsolidasikan semua pihak untuk menyerap aspirasi dari PAN. Rencananya, dalam waktu dekat juga akan ada pertemuan dengan segenap pengurus PAN, khususnya wilayah DKI untuk menentukan sikap politik PAN.

"Kita akan dengarkan, kita serap aspirasi semuanya, karena keputusan PAN ini bukan oleh saya atau ketua umum, tapi kolektif kolegial, baru akan diputuskan," kata Yandri.

Ia sendiri mengungkap, alasan kecenderungan PAN ke Anis-Sandi mengingat figur pasangan tersebut lebih pas dibandingkan pasangan Basuki-Djarot. Hal itu juga suara yang lebih banyak muncul dari pengurus PAN di seluruh Indonesia.

(Baca Juga: Parpol Islam Diharapkan Berkoalisi di Putaran Kedua Pilgub DKI Jakarta)

Karena itu pula, ia tidak akan mempertaruhkan kepercayaan masyarakat di tingkat bawah untuk putaran kedua Pilkada DKI nanti. "Kita juga tidak mau membabi buta, kita mau mendengar masukan dari bawah. Dari pantauan kami simpatisan dan pengrus bukan hanya dari DKI, tapi juga Kalimantan, Sulawesi jangan ke Ahok lah. Kalau salah pilih suara PAN bisa turun," katanya.

Menurut Yandri, meski selama ini hubungan PAN dengan PDIP cukup baik bahkan di beberapa daerah Pilkada 2017 lainnya berkoalisi, namun tidak halnya di Pilkada DKI. Hal ini bukan karena persoalan hubungan parpol namun lebih kepada kesesuaian dengan pasangan calon yang diusung oleh PDIP.

"Intinya kami tidak mau dengan Ahok, Djarot tidak ada masalah. Artinya dengan PDIP dan Djarot tidak ada masalah, tapi yang jadi masalah PAN, itu Ahok secara pribadi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement