Jumat 17 Feb 2017 07:34 WIB

Pengamat: Demokrat Kemungkinan Besar Dukung Anies-Sandi

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Paparan Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari.
Paparan Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Indo Barometer, Muhammad Qodari mengatakan menarik untuk menunggu arah dari partai politik (Parpol) pengusung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Silvyana Murni dalam putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Ia menilai konsolidasi partai politik pengusung pasangan Agus-Silvyana juga menentukan pengaruh dukungan masyarakat terhadap dua pasangan calon.

"Selain dari luar aspek masyarakat, ini juga nanti tergantung Parpol, kemana pilihan Parpol dari kubu Agus akan berlabuh," kata Qodari di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (16/2).

Ia menilai, potensi konsolidasi Parpol pendukung Agus-Silvy yakni PPP, PKB, PAN masih berpeluang antara ke pasangan calon Ahok-Djarot maupun ke Anis-Sandi. Hal ini karena tiga Parpol tersebut diketahui berbasis masa Islam yang berpeluang memilih untuk mendukung pasangan Anis-Sandi, yang juga diusung oleh PKS.

Namun kata Qodari, perlu juga diingat ketiga partai tersebut juga bagian dari partai koalisi Pemerintah, yang memungkinkan mendukung Ahok-Djarot yang diusung oleh PDI Perjuangan. Berbeda halnya dengan Partai Demokrat yang ia anggap, dipastikan tidak akan mendukung pasangan Ahok-Djarot.

"Hubungan SBY dan Mega enggak begitu bagus, lalu juga kerap terjadi saling serang pernyataan ke Pemerintah, mungkin agak sulit ke Ahok-Djarot, tapi kecenderungannya ke Anis-Sandi, Tapi PKB, PAN, PPP ini notabene koalisi pemerintahan, ya mungkin saja ke Ahok-Djarot," katanya.

Karenanya, arah dukungan itu pula yang akan menentukan juga massa pemilih Agus-Silvy beralih ke salah satu pasangan calon tertentu. Pasalnya, ia menilai kemenangan di putaran kedua nanti, adalah calon yang dapat memenangkan aspek rasional sekaligus emosional.

Sementara, dua pasangan calon masing-masing memiliki kekurangan dari aspek rasional dan emosional sentimen agama.

"Kalau misal Parpol ke Ahok-Djarot, mungkin akan sulit untuk mengekploitasi emosi sentimen keagaaman, karena tak ada tokoh Parpol Islam disitu. Tapi kalau sebaliknya di Anis-Sandi, isu sentimen makin menguatkan sentimen agama karena barisan makin besar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement