Selasa 14 Feb 2017 23:37 WIB

BPBD: Masyarakat Jangan Hanya Andalkan EWS

Pantai (ilustrasi)
Foto: sc 225
Pantai (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta masyarakat di pantai selatan tidak hanya mengandalkan sistem peringatan dini atau early warning system ketika akan terjadi tsunami.

"Terkait dengan EWS ini saya sudah sosialisasi ke warga pantai selatan, kalau bisa jangan hanya mengandalkan alat EWS, karena yang namanya teknologi pasti ada human error-nya," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Selasa (14/2).

Menurut dia, di wilayah Bantul saat ini sudah terpasang sebanyak delapan EWS, dan ditambah yang terpasang di masjid-masjid yang jumlahnya sebanyak 45 unit di sepanjang tiga kecamatan Bantul yang berbatasan dengan laut selatan.

Dwi mengatakan EWS di Bantul yang terintegrasikan dengan Pusdalops Bantul ini berfungsi untuk memberikan informasi tentang kejadian tsunami pantai selatan, sebab di Bantul menjadi daerah yang rawan bencana itu. "Masyarakat lebih baik mencari sesuatu untuk kearifan lokal yang mampu terpatri di ingatan mereka, itu malah lebih ampuh dari pada menunggu perintah alat yang ternyata eror tidak berfungsi, kan lebih kacau lagi," katanya.

Menurut dia, masyarakat paling bisa menggali potensi yang disepekati bersama di masyarakat untuk menjadi sebuah tanda yang saat terjadi gempa gempa, apakah lewat kentungan atau suara-suara yang mendominiasi di wilayah itu.

"EWS itu penting karena itu salah satu alat, tapi jangan tergantung pada satu alat yang nanti justru dapat membelenggu kita. Karena kalau kondisinya sangat darurat (usai gempa), kita tidak tahu apakah alat itu akan rubuh atau tidak," katanya.

Apalagi, kata dia, sesaat setelah terjadi gempa bumi dengan kekuatan besar yang berpotensi tsunami, maka hampir semua sumber daya manusia (SDM) tidak sempat atau tidak sanggup membunyikan karena kondisi saat itu.

"Kita tidak akan tahu alat itu ada yang membunyikan atau tidak, karena kalau gempa dengan potensi tsunami itu pasti angkanya di atas 8 SR, tidak usah pikir tsunami, mikir gempa sudah kalang kabut. Ini harus diantisipasi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement