Selasa 14 Feb 2017 20:20 WIB

Merasa Difitnah Antasari, SBY: Naudzubillah

Presiden RI keenam yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melepas kacamatanya seusai memberikan pemaparan saat menggelar jumpa pers di kediamannya, Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/11).
Foto: Republika/ Raisan Al Farisi
Presiden RI keenam yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melepas kacamatanya seusai memberikan pemaparan saat menggelar jumpa pers di kediamannya, Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan mantan Ketua KPK Antasari Azhar sengaja menghancurkan namanya menjelang Pilkada serentak 2017. Tujuannya agar pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Aylviana Murni kalah.

"Satu hari sebelum pemungutan suara Pilkada Jakarta, saya duga direncanakan, Antasari lancarkan fitnah & tuduhan keji terhadap saya. Tujuan penghancuran nama SBY oleh Antasari & para aktor di belakangnya agar Agus-Sylvi kalah dlm pilkada besok, 15 Feb 2017," tulis SBY melalui akun twitternya @SBYudhoyono seperti dikutip di Jakarta, Selasa (14/2).

SBY memperkirakan grasi yang diberikan kepada Antasari memiliki motif politik dan ada misi untuk menyerang dan mendiskreditkan dirinya.

"Apa belum puas terus memfitnah dan menghancurkan nama baik saya sejak November 2016, agar elektabilitas Agus hancur & kalah. Luar biasa negara ini. Tak masuk di akal saya. Naudzubillah. Betapa kekuasaan bisa berbuat apa saja. Jangan berdusta. Kami semua tahu," tulis SBY lagi.

SBY menegaskan pada waktunya akan menyampaikan bantahan dan penjelasan kepada publik. SBY menginginkan rakyat Indonesia tahu kebenaran yang sejati. Sebelumnya mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar mengatakan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai inisiator kriminalisasi terhadap dirinya.

"Inisiator kriminalisasi terhadap saya itu SBY," kata Antasari di Kantor Badan Reserse Kriminal Polri di Jakarta, Selasa.

Ia pun lantas menceritakan suatu hal yang menurutnya bertahun-tahun tidak dia ungkap, yakni kejadian pada suatu malam di bulan Maret 2009, ketika CEO MNC Group Harry Tanoe mendatangi rumahnya.

Menurut dia Harry datang atas perintah seseorang di Cikeas, yang meminta Antasari yang ketika itu menjabat sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak menahan Aulia Pohan yang sedang terseret kasus korupsi.

"Harry diutus oleh Cikeas, Beliau minta agar saya tidak menahan Aulia Pohan," ucap Antasari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement