REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Sebanyak 673 rumah penduduk dan fasilitas umum di Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami kerusakan akibat bencana alam tanah longsor dan angin kencang yang melanda daerah ini dua pekan lalu.
"Berdasarkan laporan yang diterima pemerintah Provinsi NTT terdapat sembilan Kabupaten yang terdampak bencana alam di daerah ini dengan tingkat kerusakan yang sangat fariatif," kata Kepala Dinas Sosial NTT Welem Foni di Kupang, Selasa (14/2).
Welem Foni mengatakan hal itu terkait upaya pemerintah Provinsi NTT dalam menangani peristiwa bencana alam yang dialami beberapa kabupaten di provinsi berbasis kepulauan ini.
Ia mengatakan empat Kabupaten di NTT memiliki tingkat kerusakan sangat serius akibat bencana alam ini yaitu Kabupaten Flores Timur memiliki 230 rumah penduduk dan fasilitas umum rusak, Kabupaten Belu terdapat 153 rumah penduduk rusak, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) 127 rumah penduduk rusak.
Sedangkan bencana alam yang menerjang wilayah Kabupaten Kupang berdasarkan data dilaporkan Dinas Sosial setempat terdapat 40 rumah penduduk rusak akibat angin puting beliung. Ia mengatakan, empat Kabupaten itu memiliki dampak kerusakan sangat besar akibat bencana alam yang melanda daerah ini dua pekan lalu.
"Akses transportasi di beberapa lokasi bencana alam ada yang putus total akibat tanah longsor seperti terjadi di Kabupaten Kupang jalur jalan poros tengah yang menghubungan Kupang-Oelamasi putus total. Demikian juga di Belu. Puji Tuhan peristiwa yang terjadi ini masih bersifat lokal di Kabupaten," ujarnya.
Welem Foni didampingi Kabid Pelayanan dan Rehabilitasi Dinsos NTT Yeremias Sine menjelaskan, beberapa kabupaten juga dilanda bencana alam angin puting beliung dan tanah lonsor yaitu Kabupaten Ende mengakibatkan enam rumah penduduk rusak, Kabupaten Manggarai Barat tujuh rumah penduduk dan sekolah rusak akibat terjangan angin puting beliung, Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur terdapat 20 unit bangunan rusak akibat angin puting beliung.
Menurut dia, pemerintah NTT selalu siaga dalam menghadapi bencana alam di daerah ini dengan tetap mengalokasikan bantuan tangap darurat untuk membantu daerah-daerah yang terkena musibah bencana alam. Ia mengatakan, proses penanganan bencana alam yang terjadi dibeberapa kabupaten itu dilakukan secara mandiri oleh pemerintah setempat.