REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang, Jawa Barat, masih siaga banjir, Selasa (14/2). Ini menyusul tingginya curah hujan dan muka air sungai Cibeet dan Citarum di daerah tersebut.
"Pemantauan tinggi muka air sungai Citarum dan Cibeet masih terus dilakukan, karena sesuai prakiraan, Februari ini merupakan puncak musim hujan," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat Supriatna, di Karawang, Selasa (14/2).
Ia mengatakan, tinggi muka air sungai Cibeet dan Citarum dilakukan di beberapa titik pos pemantauan air. Pihaknya juga memantau perkembangan tinggi muka air di Waduk Jatiluhur, Cirata dan Saguling. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana banjir pada musim hujan tahun ini. Dengan melakukan pemantauan, paling tidak upaya penanganan banjir yang dilakukan akan lebih siap.
Karawang merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang rawan banjir. Sehingga saat musim hujan perlu dilakukan berbagai antisipasi dan kewaspadaan. Sesuai dengan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat, terdapat 14 kecamatan di Karawang yang masuk kategori daerah rawan banjir.
Meski hanya 14 kecamatan di Karawang yang masuk daerah rawan banjir, tetapi beberapa kali banjir terjadi di hampir seluruh kecamatan sekitar Karawang yang mencapai 30 kecamatan. Umumnya, banjir di Karawang terjadi akibat tingginya curah hujan, luapan sungai Cibeet, Citarum dan sungai Cilamaya.
Sementara itu, saat ini banjir sudah terjadi di Karawang, tepatnya di daerah sekitar Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat. Banjir yang diakibatkan meluapnya sungai Cibeet itu sudah berlangsung sejak beberapa hari terakhir. "Banjir di Desa Karangligar itu merendam 194 rumah warga, sejumlah sarana publik, dan areal persawahan," kata dia.