REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Swedia, Bagas Hapsoro ke Gedung Sate, akhir pekan lalu. Dalam pertemuan dibicarakan peluang investasi yang bisa dijalin antara Swedia dengan Jawa Barat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Iwa Karniwa mengatakan banyak potensi kerjasama di bidang investasi yang bisa ditawarkan oleh Pemprov Jabar. Salah satunya adalah pembangunan pabrik telepon seluler (ponsel) di salah satu daerah di Jawa Barat.
"Diharapkan para pengusaha melakukan investasi perangkat handphone. Karena kita ini konsumen handphone terbesar juga, bisa impor 5 miliar dollar pertahunnya. Karenanya kita harap bisa tarik pabriknya di Jawa Barat," kata Iwa, Ahad (12/2).
Dengan pembangunan pabrik di Jawa Barat, Iwa menilai akan sangat bagus pada perekonomian di Jabar. Akan ada penyerapan tenaga kerja yang cukup besar untuk masyarakat lokal. Serta penambahan devisa bagi negara untuk perangkat yang diekspor.
Selain itu, ujar Iwa, peluang kerjasama di bidang energi juga sangat besar. Karena Swedia, berdasarkan informasi dari Dubes memiliki ketertarikan di sektor energi.
"Mereka mempunyai kapasitas di bidang energi. Kita tawarkan powerplan. Kemudian juga energi khususnya yang berkelanjutan. Teknologi beberapa energi yang berkelanjutan bisa dikerjasamakan," ujarnya.
Menurutnya pengelolaan energi berkelanjutan bisa difokuskan pada pengolahan sampah menjadi energi seperti yang tengah dirancang Pemprov Jabar untuk TPPAS Legok Nangka.
Peluang investasi besar ini dikatakan Iwa memang pada sektor industri. Karenanya akan segera dikomunikasikan oleh Dubes kepada pemerintah Swedia sehingga bisa ditindaklanjuti.
Indonesia akan kedatangan Menteri Energi Swedia yang membawa kurang lebih 17 pengusaha asal negara Skandinavia itu. Para pengusaha tersebut diproyeksikan akan menanamkan investasi di Indonesia.