Ahad 12 Feb 2017 09:29 WIB

Waspadai Tim Siluman Jelang Hari Pencoblosan

Rep: c62/ Red: Andi Nur Aminah
Anton Tabah Digdoyo
Foto: Republika
Anton Tabah Digdoyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tinggal tiga hari lagi. DKI Jakarta merupakan salah satu daerah dengan sentimen cukup tinggi, karena salah satu pasangan calonnya menyandang status terdakwa penistaan agama dan ulama.

Pengamat kepolisian Anton Tabah Digdoyo mengatakan dari sekian banyak daerah yang mengikuti pilkada, hanya DKI Jakarta yang paling aneh. "Cagub petahana yang menyandang status terdakwa sampai hari terakhir masa cuti, presiden tidak memberhentikan," kata Anton saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (12/2).

Padahal, mantan Jendral polisi yang lebih enam kali ikut pengamanan dan pengawasan pemilu dan puluhan kali ikut mengamankan pilkada bahkan dibeberapa daerah konflik di Timor Timur dan di Aceh itu mengatakan, Undang-Undang telah mengamanatkan Ahok mesti diberhentikan.

"Begitu dan sudah selalu dilakukan di tiap pilkada. Bukan berdasar tuntutan jaksa tapi begitu calon menyandang status terdakwa," ujarnya.

Selain itu kata dia, Pilkada DKI Jakarta sangat rentan dengan kecurangan terutama ketika menghadapi hari pencoblosan tanggal 15 Februari nanti.

Dewan Pakar ICMI itu menyarankan kemungkinan curang harus segera diantisipasi oleh penyelenggara pemilu dengan meminta semua masyarakat baik yang ikut menyoblos atau tidak bisa membantu mengawasi. Caranya dengan mengumpulkan foto peristiwa dan mengirimnya ke pihak penyelenggara pemilu.

Dia mengatakan, trik yang sering digunakan tim curang sebelum pencoblosan biasanya pagi-pagi (sebelum subuh, Red) mereka bergerilya di teras-teras masjid, serangan fajar, bagikan duit, bujuk orang-orang yang menuju masjid untuk memilih calon tertentu. "Jika ada yang seperti itu foto, laporkan dan share," katanya

Untuk itu, silakan masyarakat ketika Subuh, periksa mobil-mobil yang di parkir di ujung-ujung jalan, di mulut gang yang menghadap jalan raya yang lokasinya dekat dengan TPS-TPS. Dia mengatakan, biasanya di situ money politic berlangsung. "Modus lama jadi jangan lupa foto, laporkan, dan share," katanya.

Selain itu, Anton juga mengimbau warga mewaspadai berita masyarakat WNA Cina dari berbagai daerah berbondong-bondong ke Jakarta, mereka dengan KTP aspal berganda. Mereka diarahkan menyoblos di dua atau tiga 3 TPS yang berbeda-beda dengan bekal KTP aspal berganda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement