REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut satu, Sylviana Murni merasa, sebagai perempuan dirinya paling mengerti permasalahan perempuan dibanding calon lainnya. Terutama untuk mengembangkan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
Sylvi juga mengaku tidak setuju dengan kebijakan Pemprov DKI Jakarta saat ini, dimana gerak PKK dibatasi. Padahal, menurutnya PKK merupakan gerakan yang datang langsung dari tengah-tengah masyarakat. "Masa PKK harus dibatasi, PKK itu kan gerakan masyarakat yang lahir dari bawah. PKK jelas harusnya ditingkatkan, honor juga harus ditingkatkan," kata Sylvi saat debat kandidat ketiga di Hotel Bidakara, Jumat (10/2).
Sylvi juga mengharapkan Jakarta menjadi kota yang ramah bagi perempuan dan anak. Karena menurutnya, jika suatu kota aman bagi perempuan dan anak, artinya aman untuk semua masyarakat yang tinggal di dalamnya. "Kalau kota yang aman untuk perempuan dan anak pasti aman untuk semua," ucap Sylvi.
Seperti diketahui, KPUD DKI Jakarta kembali mengelar debat kandidat ketiga antar cagub-cawagub DKI Jakarta 2017 di Hotel Bidakara, Jumat (10/2) malam. Adapun tema besar debat kali ini adalah terkait Kependudukan dan Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Jakarta.