REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pilkada DKI Jakarta harus menjadi momentum menunjukkan semangat kebhinnekaan Indonesia dengan tetap menjaga ukhuwah sesama warga dan menjaga keutuhan NKRI.
Menurut Ketua Dewan Pengurus Wilayah Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia DKI Jakarta Teddy Suratmadji, sebagai miniatur Indonesia, Jakarta merupakan barometer pembangunan dan ekonomi negara.
Berbagai suku, agama, dan ras pun hidup berdampingan di kota ini. “Seyogianya kemajemukan warga tak lantas jadi akar perpecahan,” tuturnya kepada Republika.co.id di Jakarta, Kamis (9/2).
Dalam pembangunan Jakarta, Teddy juga berpesan agar pembangunan dilakukan secara menyeluruh baik secara fisik maupun rohani. Pemerintah perlu berdampingan dengan para ulama dalam membina warga dengan menanamkan nilai-nilai luhur sejak usia dini.
Lebih lanjut, Teddy mengatakan pihaknya bersikap netral dalam Pilkada. Netralitas ini setidaknya tergambar dari kunjungan tiga pasangan calon (paslon) gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu di kantor DPW LDII DKI Jakarta, Patal Senayan, Jakarta.
Paslon Paslon nomor urut ke-3 Sandiaga S Uno berkunjung pada Rabu (18/01), Paslon nomor urut ke-2 Djarot Saiful Hidayat pada Jumat (20/01), dan Paslon 1 Agus Yudhoyono pada Selasa (07/02).
Kesempatan tersebut digunakan untuk bersilaturahim dan pemaparan program kerja masing-masing. Teddy menambahkan, meski pihaknya bersikap netral tetapi dia berharap para pemilih cerdas dan mengutamakan paslon yang lebih dekat kepada para ulama dan menghormatinya.