Rabu 08 Feb 2017 20:43 WIB

DPR: Pers adalah Urat Nadi Pembangunan

Ketua DPR RI Setya Novanto menerima perwakilan warga Desa Rembang Jawa Tengah di Jakarta, Kamis (12/1).
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Ketua DPR RI Setya Novanto menerima perwakilan warga Desa Rembang Jawa Tengah di Jakarta, Kamis (12/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puncak Hari Pers Nasional 9 Februari 2017 diselenggarakan di Kota Ambon, Maluku. Serangkaian agenda kegiatan telah disiapkan dan terlaksana dengan baik. Diperkirakan akan hadir lebih kurang dua ribu peserta HPN 2017 dari seluruh Indonesia. 

Ketua DPR Setya Novanto berharap seluruh rangkaian agenda HPN yang diperingati setahun sekali ini bisa berjalan dengan baik. Tentunya dengan sinergi antara panitia penyelenggara dan pemerintah daerah Maluku. 

"Saya berharap seluruh persiapan dan agenda peringatan HPN tahun ini dapat berjalan dengan baik dan sesuai rencana," kata dia dalam keterangannya, Rabu (8/2). 

Novanto juga menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh insan pers di seluruh Indonesia. Baginya pers adalah urat nadi pembangunan yang telah terlibat dan ikut berkontribusi besar bagi pembangunan nasional. 

"Sebagai salah satu pilar demokrasi, pers memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan nasional. Pers adalah urat nadi pembangunan bangsa ini. Untuk itu pers harus terus terlibat dalam proses demokrasi di Indonesia serta penyelenggaraan pembangunan nasional demi terciptanya kesejahteraan rakyat," ucap Novanto.

Sebagai negara demokrasi, ujar Novanto, Indonesia beruntung telah memiliki UU Pers yang mengatur dan menjamin perlindungan bagi segenap insan pers. Kendati demikian, pers juga memiliki kode etik jurnalistik yang mengikat dan menjadi pedoman bagi pelaksanaan fungsi jurnalistiknya. 

"Dalam UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers pada pasal 8 dijelaskan, pers mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan profesinya. Meskipun memiliki hak khusus dan dilindungi undang-undang, pers juga tidak boleh berlebihan atau melampaui fungsinya sesuai dengan kode etik yang mengikatnya," kata Novanto. Dalam perjalanannya, lanjut Novanto, pers Indonesia memiliki sejarah panjang dalam menentukan nasib bangsa. Tidak ada sejarah atau peristiwa penting yang tidak tercatat dan tertulis. 

Pergolakan politik, pertumbuhan ekonomi, peristiwa hukum serta situasi keamanan tak lepas dari peran media. Kini, di era teknologi yang pesat, dunia pers dituntut untuk mampu bersaing serta tetap profesional. 

"Era teknologi yang sangat pesat ini ikut mempengaruhi perkembangan media. Oleh karena itu pada momen perayaan HPN saya juga berharap, pers sebagai industri dapat terus berbenah diri agar bisa bersaing, menjadi lebih profesional serta mampu secara objektif menyampaikan informasi, pendidikan, dan pencerahan bagi masyarakat," ungkap Novanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement