REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepolisian Resor (Polres) Bogor menyita 22,5 kilogram ganesha alias ganja sintesis dalam dua karung yang ditemukan dari kawasan Megamendung, Kabupaten Bogor. Temuan berdasarkan laporan warga yang melihat pengendara motor berhenti dan membuang karung di sekitar sungai tersebut.
Kapolres Bogor AKBP AM Dicky P.G mengatakan, efek ganesha lebih berbahaya dari ganja. Karena dibuat dari hasil campuran kimia dari ganja murni. "Lebih bahaya ganesha daripada ganja, karena kalau ganja masih herbal alami. Kami mengimbau khususnya para remaja, jangan terkecoh, karena sekarang packing-nya juga dibuat menarik, perlu waspada," ujar Dicky di Mapolres Bogor, Rabu (8/2).
Dicky menyebutkan, dugaan sementara, ganja sintetis ini akan dikirim ke salah satu daerah di Puncak, yaitu Megamendung. Namun, karena ada patroli polisi, pelaku membuang karung ganesha itu ke sungai. "Sehingga yang bersangkutan kabur meninggalkan barang bukti supaya tidak ditangkap, ini proses bikin ganesha tidak mudah. Prosesnya ada pengolahan tertentu. Kita masih melakukan pengembangan kasus," lanjut Dicky.
Kapolres Bogor mengatakan, pemakai ganesha sebenernya relatif sedikit dibandingkan jenis sabu. Temuan Polres Bogor ini juga sudah dilakukan uji laboratorium Badan Narkotika. "Kalau di Amerika, ekstrak ganja yang warna hitam. Sangat berbahaya, sudah campur kimia, efeknya mirip sabu atau putau," kata dia.
Menurut Dicky, efek ganesha ini dapat merusak sel-sel syaraf tertentu yang biasanya berfungsi untuk berfikir rasional. Pengguna, biasanya mengonsumsi ganesha untuk mencari sensasi dan mendapat halusinasi. Kalau dirangsang secara kontinu dalam dosis tertentu, dapat merusak syaraf kognitif. Ada pula, kata Dicky, yang berperilaku seperti orang gila sehabis pemakaian.
"Kita pernah tangani orang tua yang dipukuli anak ,salah satunya akibat penggunaan narkoba, terutama ganesha," tambahnya. Sementara itu, Dicky menambahkan, terkait jaringan pengedar masih dalam penyelidikan lebih lanjut.