REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pusat Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan tiga isu penting baginpemerintah dan bangsa Indonesia. Ketiganya adalah keadilan, kebinekaan, dan kebebasan.
Demikian ditekankan SBY dalam pidato politiknya pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan dies natalis Partai Demokrat, Selasa (7/2). "Keadilan, kebinekaan, dan kebebasan mudah diucapkan tapi tidak untuk diwujudkan, dulu ketika membahas dasar-dasar Indonesia merdeka para pendiri Republik memberi perhatian sangat khusus pada tiga isu ini," kata SBY di Jakarta Convention Center.
SBY mengatakan dari satu pemerintah ke pemerintah lainnya tidak mudah mewujudkan itu. SBY menekankan pidatonya ini bukan berarti pemerintah alpa atau menyimpang. Tapi hanya sebagai peringatan dini untuk pemerintah dan rakyat Indonesia.
SBY mengatakan konstitusi tidak hanya Indonesia yang merdeka, bersatu dan berdaulat tapi juga adil dan makmur. Tidak hanya makmur tapi juga adil. Tidak hanya adil tapi juga makmur. Makmur bersama-sama, kata SBY, tidak sendiri-sendiri.
SBY memaparkan pada awal abad 21 ini muncul kesadaran global kemiskinan dan ketimpangan ekonomi harus dihentikan. Karena ketimpangan semakin dalam sehingga menciptakan ketidakadilan dan keamanan. Sehingga terjadi konflik dan gangguan keamanan.
"Karena banyak yang merasa kalah, tersisih dan ditinggalkan. Mereka mencari cara dan pilihannya sendiri-sendiri," kata SBY.
"Negara tidak boleh hanya mengikuti kepentingan perusahaan bisnis multinasional dan liberalisasi perdagangan bebas, tanpa memikirkan dampak negatifnya bagi rakyat," katanya.