Selasa 07 Feb 2017 21:40 WIB

Serangan OPT Ancam Tanaman Padi di Awal Musim Tanam

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Hazliansyah
Seorang petani menunjukkan hama ulat grandong di Desa Limbangan Wetan, Brebes, Jateng, Selasa (9/12).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Seorang petani menunjukkan hama ulat grandong di Desa Limbangan Wetan, Brebes, Jateng, Selasa (9/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti perantaraan ulat mengancam tanaman padi di awal musim tanam pertama 2017. Kondisi tersebut diantisipasi petani dengan melakukan upaya penyemprotan obat pestisida.

"Ada sebagian tanaman yang terkena penyakit di awal musim tanam," ujar Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade H Sahlan kepada Republika.co.id, Selasa (7/2).

Penyemprotan pestisida diharapkan dapat membuat serangan OPT tidak meluas dan berpengaruh pada hasil panen nanti. Sahlan menerangkan, penyebab serangan OPT di awal musim tanam ini akibat beberapa faktor. Diantaranya lahan yang dijadikan lokasi becocok tanam belum sempat beristirahat karena langsung ditanam kembali.

Hal ini menyebabkan adanya serangan OPT yang menyerang di awal musim tanam. Meski demikian kata Sahlan, petani masih optimistis bisa mendapatkan hasil maksimal pada musim tanam kali ini. Pasalnya, kondisi cuaca pada awal Februari cukup mendukung dalam proses perkembangan padi.

Menurut Sahlan, sebagian besar areal persawahan di selatan Sukabumi merupakan sawah tadah hujan. Sehingga fenomena hujan yang masih mengguyur Sukabumi berpengaruh positif pada tanaman padi.

Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengatakan, bidang pertanian merupakan salah satu sektor unggulan di Sukabumi. Oleh karena itu pemkab memaksimalkan potensi tersebut dengan mencanangkan gerakan percepatan tanam pada Januari 2017 lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement