REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON — Tulisan menarik terpampang di sebuah papan jalan menuju Desa Suranenggala Kidul, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon. Di papan itu tertulis “Selamat Datang di Objek Wisata Alam Jeglungan Sewu”.
Dalam bahasa Indonesia, jeglungan artinya lubang, dan sewu itu seribu. Namun, ketika memasuki ruas jalan tersebut, yang didapat bukanlah objek wisata alam, melainkan kondisi jalan yang berlubang di mana-mana. Entah siapa yang membuat papan tersebut. Namun, isi dalam papan itu menggambarkan bagaimana kerusakan jalan di ruas penghubung antara Kecamatan Suranenggala dan Kecamatan Panguragan itu.
Menurut Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon Suherman, kondisi jalan yang rusak tersebar hampir merata di wilayahnya. Ia berharap pemerintah meningkatkan kualitas jalan, sehingga tidak mudah rusak. “Kami meminta agar penanganan jalan rusak secepatnya dilakukan,’’ kata Suherman, Sabtu (4/2).
Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kabupaten Cirebon, panjang jalan kabupaten di wilayah setempat mencapai 650,74 kilometer. Sekitar 35,83 persen jalan dinilai dalam kondisi baik, sedangkan 30,98 persennya dalam kondisi sedang. Sementara sekitar 13 persen dikategorikan rusak dan 15 persen dinilai kondisinya rusak berat.
Untuk jalan desa, dari total sepanjang 589,57 kilometer, sekitar 20 persennya dalam kondisi rusak. Sedangkan 25 persennya masuk kategori rusak berat. Kepala Bidang Pemeliharaan DPUPR Kabupaten Cirebon Tety Meirawati mengatakan, sejumlah ruas jalan yang rusak itu tahun ini akan diperbaiki. Ia menjelaskan, tahun ini dianggarkan sekitar Rp 17 miliar untuk pemeliharaan jalan.
Menurut Tety, tahun ini juga akan dilakukan peningkatan kualitas jalan dengan cara pembetonan. Namun, kata dia, untuk pembetonan ini bakal membutuhkan biaya besar, meski jalan nantinya akan lebih tahan lama dan biaya perawatannya lebih murah. “Kami juga dapat saran dari dewan untuk memanfaatkan anggaran darurat. Kami akan koordinasikan lebih lanjut,’’ ujar Tety.