Ahad 05 Feb 2017 18:52 WIB

Lecehkan Kiai Ma'ruf, Pengamat: Ahok Blunder dan 'Bunuh Diri' Lagi

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua MUI Ma'ruf Amin hadir menjadi saksi pada persidangan kedelapan perkara dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di gedung Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Selasa (31/1).
Foto: Antara/Pool/Isra Triansyah
Ketua MUI Ma'ruf Amin hadir menjadi saksi pada persidangan kedelapan perkara dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di gedung Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Selasa (31/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago, mengatakan, kasus terbaru yang menjerat calon gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Basuki Tjahja Purnama atau Ahok memengaruhi elektabilitasnya di bursa Pilkada DKI Jakarta.

"Saya kira kasus bara api Ahok yang melecehkan ulama dan merendahkan KH Ma'ruf Amin di sidang kemarin bisa menggerus elektabilitas Ahok," kata Pangi kepada Republika.co.id, Ahad (5/3).

Menurut Pangi, Ahok melakukan blunder sendiri terhadap dirinya. "Ahok blunder dan bunuh diri lagi, padahal kemarin elektibilitasnya sudah bagus. Setelah pelecehan terhadap ulama, ada tren elektibilitas Ahok terganggu," ujarnya.

Akibatnya, kata Pangi, semakin menyulitkan langkah Ahok. Karena selama ini, Ahok sering kali melakukan sikap yang tak perlu. Terlebih, NU pada awalnya sudah memiliki sikap tak mau dibenturkan dan ditarik-tarik dalam konfigurasi kasus Ahok.

"Ketika pengacara Ahok membenturkan diri dengan grassroot (akar rumput) NU, jelas membahayakan posisi Ahok sendiri," katanya.

Sikap Ahok dan para penasihat hukumnya tersebut, kata dia, jelas membuat semua warga NU terganggu. "Ahok menabuh genderang perang dengan NU. Kita bisa saksikan banyak grassroot NU tidak simpatik sama Ahok, bahkan mereka sudah terang-terangan mengatakan selamat tinggal Ahok. Menang atau kalahnya Ahok hanya akan merusak NKRI dan mengganggu kondisi kenyamanan berbangsa dan bernegara," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement