Sabtu 04 Feb 2017 19:47 WIB

Pesan Dua Menteri di Jambore Nasional Mahasiswa

Jambore Nasional Mahasiswa Indonesia di Cibubur,
Foto: Istimewa
Jambore Nasional Mahasiswa Indonesia di Cibubur,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua Menteri Kabinet Kerja menghadiri Jambore Nasional Mahasiswa Indonesia di Cibubur, Jakarta Timur, Sabtu (4/2). Kedua menteri tersebut, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman dan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara.

Kepada peserta jambore, Amran mengatakan, jambore dan Silaturahmi Mahasiswa Indonesia diharapkan semakin mengobarkan semangat mahasiswa untuk menjaga dan memperkokoh persatuan dan menjaga kebhinekaan. Para mahasiswa belajar dan melakukan pendalaman tentang empat pilar bangsa (Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, UUD 45, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia).

"Indonesia adalah negara agraris, negara kepulauan, dan negara maritim. Dengan aneka suku, bangsa, bahasa, dan budaya yang sangat beragam. Banyak pihak yang melakukan upaya memecah belah negara yang besar ini, karena takut, jika Indonesia bersatu maka akan merajai dunia," katanya dalam keterangan persnya.

Menurutnya, bandingkan dengan Singapura yang hanya sebesar satu kecamatan di Jawa Barat, kita negara besar yang masih rekat bersatu. Kalau Indonesia terus bersatu maka negara ini akan merajai dunia. Di sektor pertanian kita akan swasembada pangan, bahkan pangan kita akan memenuhi kebutuhan dunia. Makanya mari kita bersatu dan berpikir besar sekaligus melawan semua upaya memecah belah bangsa.

"Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika adalah pilar bangsa yang harus terus dijaga dan diperkokoh," kata dia.

"Jangan sampai kita dipisahkan oleh orang-orang tertentu yang punya agenda terselubung. Kita punya ribuan bahkan jutaan orang baik, termasuk di sektor pertanian. Jika bersatu dan tidak terpancing oleh upaya perpecahan, maka negara akan kuat dan mencapai kejayaan," jelasnya.

Menkominfo Rudiantara mengatakan, pemuda adalah salah satu pilar penggerak perjuangan ketika merebut kemerdekaan. Dan pemudalah yang memperkokoh persatuan bangsa dengan Sumpah Pemuda. "Sejarah lho, mencatat bagaimana perjuangan pemuda pemudi dalam membangun persatuan bangsa, maka ada Sumpah Pemuda. Sekarang semangat persatuan itu harus dibangun kembali," kata Rudiantara.

Ia juga mengatakan, tantangan dalam membangun persatuan dan kebhinekaan saat ini tentu berbeda, namun tekad dan semangatnya harus sama dengan jaman penjajahan dulu.

"Sekarang era digital, sarana komunikasi canggih, maka memperkuat kebhinekaan ya dengan menggunakan sarana itu secara cerdas. Bukan untuk saling menjelekkan, tapi untuk saling dukung dan menguatan kesatuan. Satu daerah dengan daerah lain, satu adat dengan adat yang lain bisa saling bersatu dan bertukar pengalaman karena kita semua satu Indonesia," imbau Rudiantara.

Rudiantara juga mengaku sangat bersemangat menghadiri acara jambore mahasiswa karena di pundak mahasiswa dan pemuda saat inilah, masa depan Indonesia berada. "Saya yakin, peserta jambore ini akan menjadi pejabat dan menduduki posisi penting di negeri ini di masa mendatang," ujarnya.

Ketua Panitia Jambore Nasional, Septian dari Universitas Muhammadiyah, Tangerang, mengatakan saat ini ada ancaman yang cukup serius terhadap NKRI, ideologi Pancasila dan kebhinekaan.  “Jambore tersebut dimaksudkan untuk menyamakan persepsi mengenai kebhinekaan di Indonesia dan peneguhan komitmen untuk menjaga dan menjalankan ideologi Pancasila,” ucapnya.

Menurut Septian, kegiatan jambore ini bukan kegiatan politik, tetapi berangkat dari keprihatinan atas situasi yang ada saat ini. Sangat disayangkan kalau energi dan potensi anak bangsa habis untuk memikirkan masalah SARA yang harusnya sudah dituntaskan oleh pendiri bangsa. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement