Sabtu 04 Feb 2017 01:02 WIB

KM Mutiara Sentosa Terombang Ambing di Laut

Ilustrasi Kapal
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Kapal

REPUBLIKA.CO ID, SOLO -- Kapal Motor (KM) Mutiara Sentosa I rute Balikpapan-Surabaya dikabarkan terombang-ambing kehabisan bahan bakar di perairan sekitar Kepulauan Madura, Jawa Timur sejak Jumat (3/2). Kapal terombang ambing sekitar pukul 01.00 WIB hingga malam ini.

"KM Mutiara Sentosa I terombang ambing pada posisi 06.46.39 LS, 112.54.31 BT. Adapun seluruh penumpang dan ABK dipastikan selamat," kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan A Tonny Budiono dalam siaran pers yang diterima di Solo, Jumat (3/2) malam.

Ia mengatakan pada pukul 14.00 WIB, Kapal MT Arfa Ocean dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya telah berangkat dan membawa persediaan 40 ton bahan bakar menuju lokasi kapal naas itu. Menurut dia, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut juga telah mengerahkan kapal patroli milik Syahbandar Tanjung Perak untuk membantu evakuasi.

Selain itu, menurut Tonny, Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak juga menyiapkan tenaga medis dan ambulans yang berkoordinasi dengan kantor kesehatan pelabuhan. Karena menurut laporan dari nakhoda kapal bahwa para penumpang kapal mengalami lemas akibat kehabisan makanan dan minuman. Selain itu ada delapan orang penumpang dewasa dan dua orang penumpang anak-anak yang sedang sakit.

KM Mutiara Santosa I milik PT Atosim Lampung Pelayaran membawa sekitar 180 orang penumpan. Kapal tersebut direncanakan akan berlabuh di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak.

"Menurut informasi yang kami dapatkan tug boat (TB) Kresna 315 dan Restu telah menuju lokasi juga membawa perbekalan dan rencananya akan menarik KM Mutiara Sentosa I masuk ke Pelabuhan Tanjung Perak yang diperkirakan akan tiba pada Sabtu (4/2) pukul 01.00 WIB ," kata Tonny.

Dia mengatakan, peristiwa ini tentu menjadi catatan bagi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut akan kelalaian dari nakhoda dan operator kapal akibat tidak melaporkan kejadian ini ke otoritas pelabuhan setempat pada kesempatan pertama, katanya. "Peristiwa ini merupakan kejadian yang serius terhadap upaya kami dalam penegakan keselamatan pelayaran. Saya perintahkan kepada jajaran saya agar mencari tahu mengapa hal ini bisa terjadi dan tentunya tidak ada tolerasi bagi kami terhadap penegakan keselamatan pelayaran. Tentunya akan dilakukan investigasi, kalau ada pelanggaran tentu akan diberikan sanksi kepada nakhoda dan operator kapal," kata Tonny.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement