REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mewaspadai ancaman banjir Bengawan Solo yang berpotensi melanda di daerah setempat. Kondisi itu disebabkan pengaruh banjir di daerah hulu, Ngawi, juga Jurug, Solo, Jawa Tengah.
"Kami perkirakan air banjir Bengawan Solo di hulu sampai di Bojonegoro dua hari lagi, dengan status masuk siaga II (kuning)," kata Kepala BPBD Bojonegoro, Andik Sudjarwo, Kamis (2/2).
Sesuai data yang diterima, katanya, ketinggian air pada papan duga di Jurug, Solo, Jawa Tengah, dan Sungai Sekayu di Ponorogo yang airnya masuk Bengawan Solo masuk Siaga III/merah, pukul 07.00 WIB.
Ia memperkirakan air banjir di hulu itu akan masuk daerahnya dua hari lagi dengan ketinggian bisa mencapai 14,00 meter (siaga II/kuning), bahkan bisa lebih dari itu kalau ada tambahan hujan.
"Kalau dalam dua hari ini terjadi hujan deras di hulu dan lokal maka kenaikan air Bengawan Solo bisa lebih dari 14,00 meter," ujarnya, menegaskan.
Oleh karena itu, ia menginstruksikan seluruh camat yang daerahnya dilalui Bengawan Solo untuk segera menginformasikan kepada masyarakat terkait kenaikan signifikan air Bengawan Solo.
Selain itu, lanjut dia, juga mempersiapkan lokasi pengungsian dan dapur komunitas dan melakukan inventaris kerusakan yang ditimbulkan dampak banjir, mulai tanggul, pintu air, juga lainnya.
Petugas Posko Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Ngawi, Andik, menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo di Ndungus, naik mencapai 7,40 meter (Siaga II/kuning), pukul 09.00 WIB.
"Hujan di Ngawi merata sehari lalu merata. Arus aliran air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, melambat," jelas dia.
Berdasarkan data di UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan ketinggian air pada papan duga Bengawan Solo di Bojonegoro merangkak naik dalam waktu bersamaan mencapai 11,87 meter