REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Agus Harimurti Yudhoyono menampik dugaan menyampaikan pesan khusus dari Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono kepada Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin saat berkunjung ke PBNU pada 7 Oktober 2016. Usai menggelar pertemuan di Jakarta, Rabu (1/2), Agus mengatakan saat melakukan silaturahim hanya menyampaikan salam hormat dari SBY sebagai bagian sopan santun.
"Tidak ada pesan lain selain itu yang saya sampaikan ke Pak Ma'ruf Amin dan jajaran pengurus PBNU. Saya hanya sampaikan salam, pesan, salam hormat," ujar putra sulung SBY itu.
Agus pun mengecam adanya tuduhan dia menyampaikan pesan terkait penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama. "Itu adalah fitnah keji dan itu fitnah untuk menghancurkan persatuan di antara kita semua. Jadi hati-hati," kata cagub yang diusung empat partai itu. Menurut Agus, kunjungannya hanya untuk bersilaturahim dan mendapat nasehat serta masukan berkaitan dengan kemajuan warga Jakarta dan penjagaan pluralisme.
Terkait sambungan telepon antara Ma'ruf Amin dan SBY, ia mengaku tidak mengetahui hal tersebut. Ia pun mempertanyakan maksud tudingan tersebut. Ia menyayangkan jika politik justru tidak mendidik warga dan menjadi semakin keruh, tetapi ia percaya masyarakat cerdas dan dapat menilai.
"Saya meyakini masyarakat yang menyaksikan situasi politik terakhir ini, masyarakat semakin baik dan cerdas gunakan akal sehat apa yang jadi isu," ujar suami model Annisa Pohan itu.
Tim kuasa hukum Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mencurigai ada kedekatan antara Ma'ruf Amin dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kuasa hukum Ahok, Humprey Djemat menyinggung soal Ma'ruf yang pernah melakukan pertemuan dengan Calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni di kantor PBNU di Jakarta Pusat pada Jumat, 7 Oktober 2016, dalam sidang lanjutan Ahok atas dugaan penistaan agama, Selasa (31/1).